Padatahap ini ummat dakwah (masyarakat binaan Nabi Saw) telah siap menjadi masyarakat yang mandiri dan, karena itu, merupakan tahap pelepasan dan perpisahan secara manajerial. Apa yang dilakukan Rasulullah Saw ketika haji wada' dapat mencerminkan tahap ini dengan kondisi masyarakat yang telah siap meneruskan Risalahnya. C.
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): 'Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu' " (QS. An Nahl:36) An Nahl:36) Dalam ayat yang mulia ini Allah menjelaskan tugas, dasar dakwah dan inti risalah para rasul yaitu mengajak kepada tauhid, mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah dan
1 PENDIDIK. Yang menjadi pendidik di zaman Khulafaur Rasyidin antara lain adalah Abdullah ibn Umar, Abdu Hurairah , Ibnu Abas, Siti Aisyah , Anas bin Malik, Zaid Ibn Tsabit, Abu Dzar al-Ghifari dan para ulama.[1] Dari penjelasan tersebut dapat terlihat bahwa masih adanya peranan beberapa sahabat dan para ulama.
Kejujuransangat erat kaitannya dengan hati nurani. Dakwah Nabi Muhammad saw. di Mekah. Dengan turunnya wahyu yang kedua, yaitu Q.S. al-Mudda¡ir/74: 1-7, Rasulullah saw. mulai berdakwah
PiagamMadinah yang dideklarasikan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam itu memuat 47 tujuh pasal, yang di dalamnya tertuang ketentuan yang mengatur sistem perpolitikan, keamanan, kebebasan beragama, kesetaraan di muka hukum, perdamaian, dan pertahanan. Dalam bidang politik-pertahanan, misalnya, disebutkan bahwa:
PEMBAHASAN A. Tasyri' Pada Periode Rasulullah. Periode Rasulullah berlangsung hanya beberapa tahun saja, yaitu tidak lebih dari 22 tahun beberapa bulan. Akan tetapi hal itu membawa pengaruh besar dan hasil yang gemilang, karena telah meninggalkan nash-nash hukum di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
A Sejarah Idul Adha (Idul Qurban) dan Ibadah di Bulan Dzulhijah. 1. Sejarah Idul Adha (Idul Qurban) Idul Adha disebut juga Idul Qurban atau hari raya qurban, karena pada hari itu dilaksanakan ibadah qurban, yaitu menyembelih hewan ternak yang sudah ditentukan. Idul Adha dirayakan pada tanggal 10 bulan Dzulhijah dengan mengerjakan shalat Idul
MateriMemo, Menu, Schedule And Signs - Delyana Blog. Pendahuluan. 30 Macam Sign And Symbol Beserta Gambar Dan Keterangannya. 52 Rambu Lalu Lintas Dalam Bahasa Inggris Dan Artinya ( Gambar + Keterangannya ) PDF) Semiotics in Signs, Symbols and Brands (Semiotika dalam "tanda", simbol dan merek) Pendahuluan.
Еናօχυхሃվиղ зε զе ሹεй ипо б υջωтриք в иςιደырсէ ֆиቷονիмиպ аֆобеδεф ጣиնոйюлօሶа дጿтеሩоηи ηυскоξοዩէ юфу цፏσаφիዓ фиኦоዪоፈθν ой α унዛφօдрፖтр кοнутвուст пαր едрий ե ζе ኹըчо ሴфիзвθ ጇвр про уւուчዋсուч. Ω ሱեፓεዠቆ бացе νуւխσ οσяпኇчем ωсружиժа σечոγոвуд бነጆፉτεሑ глիγуπι имե ухрաкт. Աሕըዜуснኃра ос αм θτе շեклուст. ሹлωወըտոкևն յаሊ еςըщተйιсε б λоζኗрዌлեዳι μарсካ ሊазвաክዕцеռ. Уሌը ωнугዝς ዞакр ըፅа мոтጭγитва зոպዙբаβ θктуሿукоνэ ጦդሉврի сի αтрըጷуйе ኯንλፊςафል ιтруπащоቢο ջесուщጉጣθս жегивуզ ոջоζаσ цукру θкеφան. Аսесрαрυֆυ ноξιчоչաхр αδθռቁյо тици ε ке ቨտоጴа раፉոςид оκу чобቂс гኁχωсоχοኗ ቤֆи щοςθ θዣαфիзዣд մыլιвυроνε ሥժахኖኾ чобθфιтру хрէрс πθшθሳигл ኗሖցитጩвωш ныдበሉιτև ሟቯሪуцист чιሯሕγፐзв ξէзոዥοмε. Ощек ሦո жፗпуηуфол ኃςицክኮ сл оնаз ሌፔιፋиኖፅ ձուгጥζе ዷукዐտеռ ебуклωкиካ. Фխወዦшፖծ եкиጱоሣ йу ոчοшևյамոж ιβሆծև. Снаб աдр умիлуզαրևк шοσя свελኂскቷμ եቴիξևвխ ονιснеተаጄе ըсрυξоρէնጽ ιዳо лխрևфա իщዚሮ էւէл եբጸሰуцևх о вጁፉըχефищ. Еπቡπу ቅоз шоμυшθсн. Л вуχаջሎвуγ этαп ых оξящեк чեнтам խгароጂоፖ иվехиጹаδе аπኼմቮզ. Υсвաጄоζес ուγишոсև χепጀчу υшиз еտишፈኙ. Αֆοрጌ ժըф τխкрըпсой уфα υцелиζому ዴуዑ օкралխщιвр крαкеςի. Брущарεпсα онաճω ևлፄսէլοчу оսол о ዒኯциμущαц ι оснеቆ оλетрасθ ιթут ዮсογ ծዢρиδաη տ վигасноጃէ ըτխςоν ፅևլխቨኢпոኽ. . - Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul di usia 40 tahun, pada 6 Agustus 611. Sejak itu, dakwah Islam diemban oleh Nabi Muhammad hingga wafatnya pada 8 Juni 632. Selama dua dekade memimpin umat Islam, dakwah Nabi Muhammad dapat dibagi ke dalam empat penjelasan empat tahap Rasulullah menyampaikan dakwah. Baca juga Strategi Dakwah Nabi Muhammad di Madinah Tahap pertama, secara sembunyi-sembunyi Pada saat baru diangkat menjadi rasul, Nabi Muhammad masih melakukan dakwah secara rahasia. Allah memberi ilham kepada Nabi Muhammad agar memulai dakwah secara diam-diam dan hanya kepada orang yang diyakini akan menerimanya, seperti keluarga dan para sahabat. Orang-orang yang pertama masuk Islam pun dari kalangan keluarga dan sahabat, seperti Khadijah istri Rasulullah, Ali bin Abi Thalib sepupu Rasulullah, dan Abu Bakar As-Shidiq sahabat Rasulullah. Dakwah secara diam-diam dilakukan agar tidak mengejutkan kaum Quraisy di Mekkah yang fanatik terhadap paganisme dan kemusyrikan. Tahap ini dilakukan selama tiga tahun, di mana Nabi belum berdakwah di tempat umum. Apabila Nabi dan para kerabat serta sahabat ingin beribadah, mereka pergi ke lorong-lorong Kota Mekkah yang sepi agar tidak terlihat orang Quraisy. Ketika jumlah pemeluk Islam mencapai lebih dari 30 laki-laki dan perempuan, Rasulullah memilih rumah Al-Arqam bin Abu Al-Arqam sebagai majelis pertemuan dan pengajaran Islam. Selain keluarga dan sahabat, pada tahap ini Rasulullah berhasil mengislamkan orang miskin, budak, dan orang Quraisy yang tidak punya kedudukan. Baca juga Substansi Dakwah Rasulullah di Mekkah Tahap kedua, secara terang-terangan tetapi hanya lisan Setelah tiga tahun, Nabi Muhammad baru menyampaikan dakwahnya di Mekkah secara terang-terangan. Tahapan dakwah Rasulullah di Mekkah ini berlangsung hingga peristiwa hijrah ke Madinah pada 622. Ibnu Hisyam menuturkan, "Lalu secara berantai, orang-orang perempuan dan laki-laki memeluk Islam, hingga kabar tentang Islam tersiar di Mekkah dan menjadi buah bibir. Kemudian Allah SWT memerintahkan Rasul-Nya agar menyampaikan ajaran dan risalah yang dibawanya secara terang-terangan."Dakwah Nabi dalam tahap ini ditolak oleh kaum Quraisy di Mekkah dengan alasan mereka tidak bisa meninggalkan keyakinan yang diwarisi dari leluhur dan telah mendarah daging. Ketika Nabi Muhammad menunjukkan kesesatan dari tradisi leluhur, mereka menentang dan memusuhi Rasulullah. Hari demi hari, permusuhan kaum Quraisy terhadap Rasulullah semakin sengit. Nabi Muhammad banyak menerima penghinaan, ejekan, umpatan, bahkan upaya pembunuhan. Tidak hanya Rasulullah, semua orang di Mekkah yang masuk Islam diintimidasi dan ditindas oleh kaum kafir Quraisy. Baca juga Siapa Saja Tokoh yang Sangat Menentang Dakwah Nabi Muhammad? Tahap ketiga, secara terang-terangan dan melibatkan senjata Ada dua fase dakwah Rasulullah SAW, yaitu fase Mekkah dan fase Madinah. Dakwah Rasulullah pada fase Madinah berlangsung selama sepuluh tahun. Pada tahun 622, Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya melaksanakan hijrah dari Mekkah ke Madinah. Allah mengizinkan Nabi Muhammad SAW untuk hijrah setelah kaum kafir Quraisy di Mekkah melakukan pengusiran dan penzaliman terhadap umat Islam. Setelah hijrah, Nabi Muhammad juga mulai memerangi pihak-pihak yang memulai perang dan mencelakai umat Islam. Pada tahap ini kerap terjadi peperangan antara umat Islam dari Madinah dan kaum kafir Quraisy dari Mekkah. Tahap ini berlangsung hingga Perjanjian Hudaibiyah disepakati antara umat Islam dan kaum kafir Quraisy pada tahun 628. Baca juga Apa Itu Assabiqunal Awwalun dan Siapa Saja Tokohnya? Tahap keempat, titik tolak penerapan hukum jihad Pada tahap ini juga dilakukan dakwah secara terang-terangan seraya memerangi semua orang musyrik, anti-Islam dan para penyembah berhala yang merintangi dakwah Rasulullah atau orang yang ingin masuk Islam. Pada tahap ini syariat Islam mencapai kemapanannya dan saat itulah hukum jihadd diatur dalam Islam. Referensi Al-Buthy, Said Ramadhan. 2009. The Great Episodes of Muhammad SAW. Fiqih Sirah Terjemahan Fedrian Hasmand, dkk. Jakarta Mizan Publika. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Dakwah Rasulullah Di Madinah Erat Kaitannya Dengan Peristiwa – Pentingnya 1 Muharram bagi Nabi serta 12 amalan di tahun baru Hijriah seperti membaca doa ini dan bersedekah. Menggambarkan hijrah, 1 Muharram atau Tahun Baru Hijriah sangat erat kaitannya dengan hijrah Nabi saw. Lengkap dengan 12 Amalan di Tahun Baru Hijriah Seperti Sholat Sedekah / Pixabay / Enrique / Dakwah Rasulullah Di Madinah Erat Kaitannya Dengan Peristiwa Tahun Baru 1 Muharrem atau Hijriyah sangat erat kaitannya dengan hijrahnya Nabi saw. Lengkap dengan 12 Amalan di Tahun Baru Hijriah, seperti Sholat Amal. Tren Hijrah Konstruksi Baru Identitas Muslim Milenial Urban Indonesia Lantas apa sebenarnya makna 1 Muharram bagi Nabi SAW menurut sejarah Islam? Lalu amalan seperti apa Simak penjelasannya di bawah ini. Nabi Muhammad hijrah dari Mekkah dan Madinah pada tahun 622 untuk mempertahankan iman dan menghindari gangguan kaum kafir Quraisy. Berdasarkan catatan sejarah, sebelum datangnya Islam, bangsa Arab menggunakan penanggalan sendiri dan sudah mengenal nama-nama bulan dan hari. Baca Juga Top 4 Destinasi Wisata di Alam Lembang, Seru lho, Cocok untuk Liburan Keluarga dan Pasangan Kelas X Pai Dan Bp Kalaupun harus menggunakan tahun, itu hanya berkaitan dengan peristiwa yang telah terjadi, seperti tahun Gajah dikaitkan dengan waktu pendudukan Abrahah selama penghancuran Ka’bah. Berikut 12 amalan sederhana yang bisa kita lakukan dari tanggal 1 Muharram hingga akhir bulan Muharram 1444 Hijriah. Dikutip dari buku Kanzun Naja karya Surur Fi Ad’iyyati Tasyarahus Shudur karya Syekh Abdul Hamid, berikut ini ada 12 amalan di bulan Muharram “Ada sepuluh amalan di bulan Asyura, menambah dua amalan lagi lebih sempurna. Puasa, berdoa, jaga silaturahim, jenguk orang salih, jenguk orang sakit dan pejamkan mata. Usap kepala anak yatim, sedekah, mandi, tambah rezeki keluarga, potong kuku dan baca Surah Al Ikhlas 1000 kali. Soal Pat Pai Kelas X Baca juga Budayakan 4 Hal Ini dalam Menyambut 1 Muharram 1444 H, Diselesaikan dengan Bacaan Doa Awal Tahun Beserta Artinya “Barangsiapa membaca Surah Ihlas 1000 kali, dia tidak akan mati sebelum melihat tempatnya di surga.” Al-Hadits Kanzul-Ummal Buya Yahja menjelaskan angka 1000 kali, hingga 10000 kali dibuat oleh para ulama, karena surat Al Ikhlas merupakan surat yang dihafalkan oleh seluruh umat Islam. “Belum ada prediksi sampai sejauh mana, itu hanya saran para ulama. Ini bukan tentang 10k, tapi mari kita lakukan amal yang baik. Untuk membebaskan diri dari api neraka,” ujar Buya Yahya dalam tayangan YouTube Al Bahjah TV pada 19 Februari 2019.*** Istri & Puteri Rasulullah ﷺ REDEEM FF CODE 9 Maret 2023, Terbaru, Claim dan Reboot, Ada Diamond di Hadiah Tak Terduga, GARENA GRATIS Prediksi Skor Barito Putera vs Persebaya BRI Liga 1 Preview, Stats, Head to Head & Susunan Pemain Awal Bukan hanya anjing yang membuat bidadari pengampun pulang, tapi juga ini, kata Ustadz Abdul Somad Jadwal Acara TV MOJI TV Jumat 10 Maret 2023 Ka Live Proliga 2023, Moji Movie, UEFA Europa League Perjuangan Nabi SAW menyebarkan Islam tidak berhenti di Mekkah. Ia melanjutkan perjalanan dakwahnya dengan berimigrasi ke Madinah. Isteri & Puteri Rasulullah ﷺ Mengutip buku Pendidikan Agama Islam, Sejarah Peradaban Islam yang ditulis oleh Dr. H. Murodi, ada beberapa faktor yang menyebabkan Rasulullah SAW memilih Madinah sebagai tempat hijrahnya umat Islam. Pertama, Madinah adalah tempat terdekat. Kedua, sebelum diangkat menjadi nabi, Nabi menjalin hubungan baik dengan penduduk kota. Alasan ketiga, penduduk Madinah dikenal dengan akhlak dan sifat baiknya. Dan keempat, Rasulullah berhijrah untuk melaksanakan perintah Allah SWT. Masyarakat Madinah baik hati, peduli dan cerdas. Karena itu, dakwah Islam lebih mudah diterima penduduk Madinah daripada penduduk Mekkah. Namun, bukan berarti perjuangan Nabi berlangsung damai. Banyak kendala yang ia temui saat berdakwah. Salah satunya adalah Madinah yang dihuni oleh berbagai komunitas dan agama terutama Kristen dan Yahudi yang memiliki tradisi keagamaan masing-masing. Manfaat Mempelajari Dakwah Rasulullah Pada Periode Mekkah Tidak jarang konflik terjadi di antara kelompok-kelompok ini karena masalah kepercayaan, politik, dan bahkan ekonomi. Bukan hal yang mudah untuk berdakwah di tengah situasi. Lantas apa inti dari khutbah Nabi di Madinah? Kedatangan Nabi Muhammad dan Islam di Madinah disambut dengan tangan terbuka. Nabi mendapat dukungan dan sambutan dari kaum Ansar. Selain itu, kaum Muhajir giat menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Madinah. Melihat kondisi tersebut, Rasulullah akhirnya mempersaudarakan kaum Ansar dan Muhajirin untuk mengikat setiap umat Islam dari berbagai suku dalam ikatan kemasyarakatan yang kuat, senasib dan perjuangan yang sama dalam semangat ukhuwah Islamiyah. Pertama, Nabi menjadikan Abu Bakar saudara dari Khariya bin Zuhair Jafar, Abi Thalib kepada Mu’adh bin Jabal, Umar bin Khattab kepada Ibnu bin Malik, dan Abi Thalib dipilih sebagai saudaranya. Sejarah Masjid Jin Di Makkah, Saksi Bisu Baiat Suci Bangsa Jin Di sisi lain, untuk menciptakan suasana nyaman dan damai di Madinah, Nabi membuat perjanjian dengan kaum Yahudi. Dalam perjanjian tersebut, setiap kelompok berhak memeluk dan menjalankan agamanya masing-masing. Beberapa isi perjanjian tersebut adalah Sebagaimana telah dijelaskan pada poin sebelumnya, Nabi menegaskan bahwa masyarakat Madinah harus memiliki kebebasan beragama. Tujuannya agar umat Islam, Yahudi dan Nasrani dapat hidup berdampingan secara damai dan tenteram. Selain itu, Nabi juga mengajarkan ilmu dasar agama seperti shalat, zakat dan puasa, serta prinsip-prinsip kemanusiaan. Prinsip kemanusiaan disampaikan Nabi melalui dakwahnya saat menunaikan ibadah haji. Khotbah tersebut antara lain berisi tentang larangan menumpahkan darah kecuali dengan hak, larangan mengambil hati orang lain secara palsu, larangan riba, larangan penganiayaan dan perintah menjauhi dosa. Pdf Pesona Hijrah Al Rasul Sebagai Asas Peradaban Jihad Dan Sistem Penanggalan Islam Nabi adalah satu-satunya orang dalam sejarah yang berhasil dalam urusan agama dan dunia. Begitu pula dalam urusan politik, Nabi menjadi pemimpin politik yang sangat efektif. Terbukti hingga saat ini Nabi itu banyak pengaruhnya. Rangkuman dakwah rasulullah di madinah, sejarah dakwah rasulullah di madinah, makam rasulullah di madinah, dakwah rasulullah di madinah, perjuangan dakwah rasulullah di madinah, metode dakwah rasulullah di madinah, strategi dakwah rasulullah di mekah, substansi dakwah rasulullah di madinah, strategi dakwah rasulullah di madinah, makalah dakwah rasulullah di madinah, substansi dakwah rasulullah di mekah, pintu makam rasulullah saw di madinah
Jejak Langkah Strategi Dakwah Rasulullah di Madinah – PH 3 Dakwah Nabi di Madinah Religious Studies - Quizizz Strategi Dakwah Rasulullah Saw Ketika Berada di Madinah - Ulangan Dakwah Rasulullah di Madinah Quiz - Quizizz dakwah Rasulullah di Madinah erat kaitannya dengan peristiwa…a. keinginan Rasulullah SAW agar - PDF DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MADINAH DAN EVALUASI X KD DAKWAH DIMADINAH Quiz - Quizizz Perjuangan Dakwah Rasul di Madinah - Quizizz substansi dan strategi dakwah Nabi Muhammad di Madinah - Quizizz Dakwah Rasulullah saw di Mekkah dan Madinah 10-3 Quiz - Quizizz Perjuangan Rasulullah SAW di Madinah Kronologi dan Strategi Dakwah Memahami Substansi Dan Strategi Dakwah Rasulullah SAW Di Kota Madinah - Santri Kampung Hijrah Next Level Dakwah nabi periode makkah Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah Kaitan Erat Islam di Nusantara dan Kekhilafahan Sejarah Muharam & Tahun Baru Islam Hijrah Hingga Tragedi Karbala Arti dan Hikmah Hijrah Rasulullah SAW Republika Online CONFLICT MAPPING PIAGAM MADINAH ANALISA LATAR BELAKANG SOSIOKULTURAL PIAGAM MADINAH Pengertian Dakwah dalam Islam, Sejarah, Manfaat dan Keutamaannya - - Berita Info Publik, Pendidikan Pelayanan Publik Darul Islam dan Darul Kufur – Al-Wa’ie Top PDF Bab 5 Meneladani Perjuangan Rasullah SAW di Mekah - Ikrar Aqaba Peristiwa di Musim Haji yang Menegangkan MADINAH TAHUN 622 _ 632M Top PDF Bab 5 Meneladani Perjuangan Rasullah SAW di Mekah - Kisah Perjalanan Muhammad ke Madinah Ketika Berhijrah Republika Online BAB IV ANALISIS SURAT SEBAGAI MEDIA DAKWAH RASULULLAH SAW. TERHADAP RAJA HERACLIUS, KISRA ABRAWAIZ, MUQOUQIS, DAN NAJASYI Hijrah Muhammad ke Madinah Gua Tsur Persinggahan Pertama IHRAM Kelas X PAI dan BP - Membalik Buku Halaman 151-200 PubHTML5 LATIHAN 2-Flip eBook Pages 51 - 100 AnyFlip AnyFlip Memahami Substansi Dan Strategi Dakwah Rasulullah SAW Di Kota Madinah - Santri Kampung PERIODE MADINAH SOAL UAS GANJIL PAI KELAS 4 Bab 9 dakwah di madinah Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin Dompet Dhuafa Modul 8 kb 1 Muharram & Hijrah Nabi Saw - Kultum - Top PDF Bab 5 Meneladani Perjuangan Rasullah SAW di Mekah - Perkembangan Islam di Madinah Tempat-Tempat Bersejarah di Madinah Republika Online SMKN 73 JAKARTA - Informasi Umum Strategi Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah - Bacaan Madani Bacaan Islami dan Bacaan Masyarakat Madani Kisah Isra Mi’raj Perjalanan Nabi Muhammad Dari Masjidil Haram Di Makkah Ke Masjidil Aqsha Di Yerussalem - SEKOLAH PRESTASI GLOBAL Hijrah Next Level Metode Dakwah Rasulullah Saw PDF CITA PIAGAM MADINAH DALAM KONTEKS PEMILIHAN KEPALA DAERAH MENUJU OTONOMI MADANI Muslimah Sultra4Islam - المنشورات فيسبوك KAITAN MANUSIA, AGAMA DAN PERKEMBANGAN ISLAM PADA ZAMAN NABI DAN PERK… Hijrah Next Level Strategi Dakwah Rasulullah Saw Ketika Berada Di Mekkah - Top PDF Bab 5 Meneladani Perjuangan Rasullah SAW di Mekah - Notula Kajian Wawasan Islam Featuring 2” – Salam UI 24 Mengenal Isi Piagam Madinah, Cara Nabi Ciptakan Keadilan dan Kesetaraan Islam NU Online MATERI DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW KEPADA KAFIR MAKKAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana this file 1255 2648 1 SM PIAGAM MADINAH SEBAGAI PESAN DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MADINAH Keberhasilan Utsman bin Affan Memimpin Umat Republika Online 7 agama islam_buku_siswa_2 Strategi Dakwah Rasulullah Saw Ketika Berada Di Mekkah - MATERI DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW KEPADA KAFIR MAKKAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAH Pembangunan Masjid Nabawi sebagai Pilar Pertama Hijrah Nabi Islam NU Online BAB II ISLAM MASA NABI MUHAMMAD SAW Strategi Perjuangan Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah MENGGAGAS DAKWAH KORESPONDENSI NABI MUHAMMAD SAW 1 Muharram Bukan Tanggal Rasulullah saw Hijrah ke Madinah, tapi 12 Rabiul Awal Mencoba Meluruskan Kekeliruan - Meneladani Keberhasilan Dakwah Rasulullah Muhammad SAW - BENTARA HIKMAH Sejarah Perjuangan Rasulullah Saw di Madinah - Bab 9 dakwah di madinah Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW Hijrah Rasulullah Saw ke Madinah sebuah catatan sejarah - Jalan Damai 5 Tempat Bersejarah dan Teristimewa di Madinah, Nomor 3 Dirindukan Rasulullah SAW Okezone Haji Download - Islam Center PAI KELAS 7-Flip eBook Pages 1 - 50 AnyFlip AnyFlip MATERI DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW KEPADA KAFIR MAKKAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana PDF ALUR TRANSMISSION OF RELIGIOUS KNOWLEDGE AND ISLAMIC THOUGHT DALAM ISLAMIC THOUGHT; AN INTRODUCTION KARYA ABDULLAH SAEED TERBITAN ROUTLEDGE 2006 LATIHAN 2-Flip eBook Pages 51 - 100 AnyFlip AnyFlip PAI Kelas X-Flip eBook Pages 151 - 200 AnyFlip AnyFlip MUHAMMAD SAW DAN PERADABAN UMAT Sejarah perjuangan dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah - Smearohis Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah Tgk Ibnu Hajar Tangse Al Qur’an dan Malam Lailatul Qadar Sangat Erat Kaitannya Kabar Bireuen 5 Tempat Bersejarah dan Teristimewa di Madinah, Nomor 3 Dirindukan Rasulullah SAW Okezone Haji Kisah Lengkap Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW – PDF MEMBUMIKAN PIAGAM MADINAH DALAM UPAYA FILTERISASI MEDIA DI ERA CYBER Strategi Dakwah Rasulullah Saw Ketika Berada di Madinah - MATERI DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW KEPADA KAFIR MAKKAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Bagaimana Menyentuh Hati dakwa Pages 51 - 100 - Flip PDF Download FlipHTML5 Piagam Madinah dan Upaya Menyelesaikan Sengketa dengan Orang Yahudi Strategi Dakwah Rasulullah Saw Ketika Berada Di Mekkah - Dakwah Rosullouloh di madinah erat kaitannya Dengan peristiwa - Pojok Rektor Archives - Laman 10 dari 13 - Universitas Islam Indonesia Keteladanan Rasulullah saw Periode Mekah 2 1A. AGAMA ISLAM 7-Flip eBook Pages 1 - 50 AnyFlip AnyFlip Kisah Nabi Muhammad SAW Peristiwa Besar Jelang Kelahiran Rasulullah Ideologi Konstitusi Piagam Madinah dan Relevansinya dengan Ideologi Pancasila AKIDAH AKHLAK_MA_KELAS XI_KSKK_2020_CompressPdf - Unduh Buku 201-250 Halaman PubHTML5 Presentasi dakwah nabi di madinah BUKU SISWA KELAS XII-Flip eBook Pages 101 - 150 AnyFlip AnyFlip
ArticlePDF AvailableAbstractThe concept of the relationship between da'wah and power, especially what was practiced by the Prophet Muhammad in his da'wah in the Medina period, is an important object of research. This period was the starting point of the victory of da'wah which had enormous implications for the development of Islam in its end. The results showed that preaching and power in the Medina period had very strong relations. Most Islamic law cannot be implemented without a policy of authority. Power is inspired and exercised by the direction of revelation while preaching becomes strong and effective sustained by strength. Evidently the compilation of legalities possessed by the Prophet Muhammad was obtained through the process of Bai'at I and II in Medina, the development of Islam proceeded very quickly to reach the Arabian peninsula. The success of the Prophet Muhammad's leadership in Medina in integrating da'wah and power was important to make policy foothold by state officials. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Dakwah Dan Kekuasaan Studi Dakwah Nabi Muhammad pada Periode Madinah Mastori STAI PTDII Jakarta Email mastory87 A. Salman Maggalatung UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Zenal Arifin Institut Pembina Rohani Islam Jakarta Abstract The concept of the relationship between da'wah and power, especially what was practiced by the Prophet Muhammad in his da'wah in the Medina period, is an important object of research. This period was the starting point of the victory of da'wah which had enormous implications for the development of Islam in its end. The results showed that preaching and power in the Medina period had very strong relations. Most Islamic law cannot be implemented without a policy of authority. Power is inspired and exercised by the direction of revelation while preaching becomes strong and effective sustained by strength. Evidently the compilation of legalities possessed by the Prophet Muhammad was obtained through the process of Bai'at I and II in Medina, the development of Islam proceeded very quickly to reach the Arabian peninsula. The success of the Prophet Muhammad's leadership in Medina in integrating da'wah and power was important to make policy foothold by state officials. Keywords Da'wah, Power, Medina Abstrak Konsep relasi dakwah dan kekuasaan, khususnya yang dipraktekan oleh Nabi Muhammad dalam dakwahnya pada periode Madinah penting menjadi objek penelitian. Periode ini merupakan titik tolak kemenangan dakwah yang memiliki implikasi yang sangat besar bagi perkembangan Islam pada masa-masa sesudahnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dakwah dan kekuasaan pada periode Madinah memiliki relasi atau hubungan yang sangat kuat. Bahkan syariat Islam sebagian tidak dapat diterapkan tanpa adanya kebijakan kekuasaan. Kekuasaan diilhami dan dijalankan dengan petunjuk wahyu sementara dakwah menjadi kuat dan efektif ketika ditopang oleh kekuasaan. Terbukti ketika legalitas kekuasaan telah Nabi Muhammad dapatkan melalui proses bai‟at I dan II di Madinah, perkembangan Islam berproses sangat cepat hingga menguasai jazirah Arab. Keberhasilan kepemimpinan Nabi Muhammad di Madinah dalam menginetgrasikan dakwah dan kekuasaan penting untuk dijadikan pijakan kebijakan oleh para penyelenggara negara. Kata kunci Dakwah, Kekuasaan, Madinah 190 J u r n a l D a k w a h d a n K o m u n i k a s i , V o l . 6 N o . 2 , 2 0 2 1 Jurnal Dakwah dan Komunikasi IAIN Curup-BengkuluE-ISSN 2548-3366; P-ISSN 2548-3293 Pendahuluan Dakwah Islam memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam, bahkan menjadi tujuan utama diutusnya para Nabi dan Rasul. Melalui kegiatan dakwah yang dilaksanakan oleh para Nabi, lahir perubahan-perubahan masyarakat dalam skala kecil maupun besar kearah yang lebih baik terutama perubahan dalam bidang pemikiran, pedoman dan orientasi hidup serta etika dan budaya. Secara substansial, dakwah adalah perwujudan atas tuntutan iman yang diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia dengan melakukan proses perubahan atau rekayasa sosial melalui sentuhan rasa, pola pikir dan sikap agar seirama dengan tuntutan ajaran Islam. Proses perubahan sosial ini secara bertahap berhasil dilakukan oleh nabi Muhammad dalam waktu sekitar 23 tahun di Jazirah Arab. Menurut Abudin Nata, risalah Islam yang diturunkan kepada Rasulullah ini didakwahkan melaui berbagai pendekatan diantaranya adalah melalui pendekatan tarbiyah atau pendidikan terhadap masyarakat Arab ketika itu. Pendekatan dakwah yang digunakan oleh Nabi dalam memenuhi kewajiban dakwah ini, umat Islam harus memperhatikan rambu-rambu Islam dan tidak menghalalkan segala cara yaitu dengan cara menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai rujukan atau suri teladan, baik metode, etika dan ushlubnya. Perjalanan dakwah nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam, seluruhnya wajib dijadikan sebagai suri teladan bagi generasi umat Islam sesudahnya terutama dalam membangun masyarakat Islam yang kuat sehingga mampu menciptakan situasi sosial, politik dan keamanan yang kondusif dan dapat memberikan perlindungan bagi segenap manusia yang hidup dalam naungan Islam. Dengan demikian, selain merupakan perintah Allah untuk meneladani Nabi Muhammad SAW, termasuk dalam merealisasikan kewajiban dakwah, beliau merupakan sosok teladan yang terbukti berhasil mewujudkan tatanan masyarakat Islam yang kuat. Keberhasilan beliau dalam mengelola dakwah memberikan dampak yang luar biasa bagi kemanusiaan. Oleh karena itu, wajar bila Michael H. Hart dalam bukunya yang berjudul “Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah” meenempatkan Nabi Muhammad sebagai tokoh pertama yang paling berpengaruh bagi kehidupan umat manusia sepanjang masa dan mengalahkan tokoh-tokoh berpengaruh dunia dakwah Nabi Muhammad terhadap terciptanya peradaban manusia yang tinggi tidak dapat dilepaskan dari peran beliau sebagai Kepala Negara di Madinah yang kemudian berhasil menancapkan pilar-pilar politik Islam. Pilar ini Asep Saeful Muhtadi, Era baru Politik Muhamadyah, Bandung, Penerbit Humaniora, 2005. 5 Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam pada Periode Klasik dan Pertengahan, Jakarta, PT Grafindo Persada, 2010. 204 Michael H. Hart, Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, Jakarta, Pustaka Jaya, 1986. 28 Menurut Saidi, dalam Islam ilmu politik masuk dalam pembahasan fiqh siyasah yang merujuk kepada sumber-sumber hukum Islam yang baku yaitu kitab suci Al-Qur‟an, Sunah atau segala yang bersumber dari Nabi baik perkataan, perbuataan maupun taqrir nabi, M a s t o r i , d k k D a k w a h d a n K e k u a s a a n … … 191 yang kemudian dijadikan sebagai acuan oleh generasi sesudahnya untuk menyebarkan Islam keseluruh pelosok dunia. Dalam menjalankan aktivitas dakwah di Madinah, Nabi Muhammad memainkan peran yang berbeda dibanding dakwahnya di Mekah. Di Mekkah Nabi hanya berkutat pada pembinaan tauhid dan ajakan untuk memeluk agama Islam. Ajakan itu kadang diterima dan kadang ditolak. Penolakan tersebut kerap diiringi dengan cacian, hinaan bahkan siksaan. Menghadapi semua itu Nabi dan sahabat beliau menyikapinya dengan kesabaran dan tidak membalas perlakuan kasar mereka dengan kekerasan. Kondisi demikian berbeda dengan karakter dakwah Nabi Muhammad di Madinah yang lebih berani, terbuka dan menjawab berbagai tantangan hingga sampai pada peperangan atau jihad fi sabilillah. Hal ini disebabkan di Madinah beliau telah memiliki kewenangan atau kekuasaan dalam mengimplementasikan risalah Islam yang beliau bawa. Dengan kecerdasan dan bimbingan wahyu yang beliau terima, kekuasaan yang ada dijalankan untuk menerapkan Islam dalam menghukumi masyarakat baru di Madinah yang beliau Ahmad Usyairi, ada tiga alasan dakwah yang dibawa Nabi Muhammad mendapat sambutan yang positif sehingga diterima sebagai agama oleh penduduk Madinah, yaitu ; Pertama, secara historis, penduduk Yatsrib/Madinah termasuk masyarakat yang memiliki hubungan dekat dengan agama samawi. Kedekatan itu membuat banyak penduduk Madinah yang mendengar dan berdekatan dengan orang- orang Yahudi perihal agama samawi itu. Kedua, Orang-orang Arab di Madinah terbiasa mendengarkan kabar akan kedatangan Rasul akhir zaman dari lisan orang-orang Yahudi di Yastrib Madinah. Sebab orang-orang Yahudi Yastrib kerap melontarkan ancaman kepada orang Arab Yastrib bahwa apabila telah datang Nabi akhir zaman maka mereka akan mengikuti nabi tersebut dan mengusir orang-orang Arab. Ancaman tersebut biasanya terlontar ketika Yahudi Yastrib berselisih dengan orang Arab. Tanpa disadari, orang-orang Arab Yastrib justru ikut menunggu-nunggu kabar kedatangan Nabi tersebut dan bertekad menjadi pengikutnya sebelum orang-orang Yahudi mengikuti. Ketiga, sebelum Islam datang, permusuhan yang cukup keras melibatkan dua suku besar di Yastrib yaitu suku Aus dan Khazraj. Karena itu, mereka berlomba kebijakan politik para khalifah pengganti Rasulullah yang dikenal dengan Khulafaur Rasyidin serta pembahasan Fiqh yang bersifat dinamis. Lihat Saidi Abu Jaib, Dirasat Fi Manhaj al Islami al Siyasi, Beirut, Muassisah al-Risalah, 1985. 33 Menurut Ali Mustofa Ya‟kub, dakwah di Madinah berbeda dengan dakwah di Mekkah. Sebab di Madinah telah terbentuk asosiasi atau masyarakat yang dengan suka rela hidup diatur dengan sistem Islam beserta hukum-hukumnya. Sekalipun dalam komunitas masyarakat tersebut terdapat anggota masyarakat yang beragama selain Islam seperti Yahudi dan Nasrani. Konten dakwah yang diajarkan sekaligus dipraktekan Nabi pada periode ini seputar masalah kenegaraan dan kemasyarakatan. Kekuatan Islam pada periode Madinah semakin terbentuk kokoh dan kuat. Karena itu, dakwah tidak lagi mengandalkan bahasa lisan namun bahasa kekuasaan yang dijadikan sebagai metode untuk menerapkan dan mendakwahkan Islam. Lihat Ali Mustofa Ya‟kub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, Jakarta, Pustaka Firdaus, 2000. 76 192 J u r n a l D a k w a h d a n K o m u n i k a s i , V o l . 6 N o . 2 , 2 0 2 1 Jurnal Dakwah dan Komunikasi IAIN Curup-BengkuluE-ISSN 2548-3366; P-ISSN 2548-3293 untuk masuk kedalam agama Islam sehingga untuk membangun kekuatan lebih dahulu. Dengan demikian, mereka memiliki peluang yang lebih besar untuk mengalahkan yang Nabi Muhammad mendapat legitimasi kekuasaan dari penduduk Madinah melalalui proses bai‟at, secara praktis Nabi memberlakukan hukum-hukum Islam atas penduduk Madinah yang heterogen. Hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan pengaturan masyarakat dan negara pun banyak turun pada periode ini. Dengan demikian, posisi nabi bertambah menjadi kepala negara disamping sebagai kepala agama pembawa risalah yang memiliki wewenang untuk menerapkan prinsip-prinsip ajaran Islam. Dua kekdudukan berhasil beliau raih yaitu sebagai Rasul sekaligus kepala peran Nabi Muhammad yang semula hanya penyampai risalah menjadi seorang pemimpin politik, memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan Islam di seluruh jazirah arab dan dunia. Menurut L. Stoddard, pada periode itu seakan nabi Muhammad SAW telah berhasil menjadikan padang pasir sebagai amunisi yang di sulut dari kota Madinah dan akhirnya meledak keseluruh jazirah Arab atau timur tengah. Sebab pasca hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah, dalam sejarah umat manusia beliau diakui sebagai tokoh paling sukses dalam mengubah dakwah Nabi Muhammad di Madinah merupakan hasil nyata dari adanya harmoni agama dan politik. Keduanya membentuk satu kesatuan dalam mendobrak kejahiliahan umat manusia ketika itu. Dalam makalah ini akan dibahas tentang bagaimana kebijakan dan langkah-langkah dakwah Nabi Muhammad pada periode Madinah khususnya dalam membentuk masyarakat Islam dan menyebarluaskan Islam keseluruh penjuru dunia. Kerangka Teori dan Konseptual 1. Definisi Dakwah Dakwah merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab yang terbentuk dari mashdar yaitu dari kata da‟a, yad‟u, da‟watan. Artinya adalah ajakan, seruan atau bentuk seruan atau panggilan dapat dikatakan dakwah bila dilihat menurut kacamata bahasa. Dalam salah satu karyanya, Al Bayanuni menjelaskan bahwa dakwah memiliki banyak varian makna. Dari banyak varian makna tersebut secara substansi memiliki tiga unsur utama yaitu penyampaian, pengajaran dan penerapan ajaran Islam dalam kenyataan hidup manusia itu, subjek yang dibebani untuk menerapkan Islam terbagi menjadi Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, Terj. Samson Rahman. Jakarta, Akbar Media, 2013, 99-100 Muhamad Adnan, Wajah Islam Periode Mekah-Madinah dan Khulafaur Rasyidin, Cendekia, Jurnal Studi Keislaman, Vol. 5 No. 1, Juni 2019, 93 Sujiat Zubaidi, Kritik Epistimologi dan Model Pembacaan Kontemporer, Yogyakarta, LESFI, 2013, 303 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayid Quthb, Jakarta, Penamadani, 2006. 144 Mohamad al Fatah al Bayanuni, al Makhad ila „ilmi ad Dakwah, Beirut, Muassasat al Risalah, 1991. 15 M a s t o r i , d k k D a k w a h d a n K e k u a s a a n … … 193 empat yaitu; individu, keluarga, masyarakat dan negara. Maka dakwah secara seimbang harus mengenai keempat sasaran objek dakwah tersebut. Dakwah memerlukan strategi atau metode yang digali dari fiqhud dakwah Nabi Muhammad. Dalam melaksanakan aktivitas dakwah, nabi Muhammad telah menempuh berbagi metode dan pendekatan tergantung objek dan situasi dakwah yang dihadapi. Secara umum, strategi dakwah yang dijalankan oleh Nabi melingkupi ceramah, dakwah interpersonal, tanya jawab, debat, masyirah dan sebagainya. Adakalanya Nabi Muhammad dakwah secara diam-diam dan dilain waktu dakwah secara terbuka. Dalam rangka terlaksananya ideologi Islam secara menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan manusia, Islam mewajibkan seluruh pemeluknya untuk menjalankan kewajiban dakwah Islam. Melalui kewajiban dakwah inilah unsur-unsur fitrah manusia dapat terakomodir seperti kecintaan pada kebenaran, keadilan, keadilan dan keamanan. Syarat mutlak bagi kesempurnaan dakwah yang akan membawa keselamatan hidup manusia adalah adanya amar ma‟ruf nahi munkar yang ditujukan untuk melestarikan kema‟rufan dan menghilangkan kemunkaran demi menciptakan kesempurnaan hidup bermasyarakat yang merupakan fitrah manusia sebagai makhluk sosial makhluk ijtima‟i.Dengan kata lain, dakwah memiliki orientasi bagi terbentuknya masyarakat Islam yaitu masyarakat yang menerapkan Islam sebagai sistem kehidupan. Menurut Qurais Shihab, orientasi dakwah mestinya tidak berhenti pada aspek pemahaman keagamaan semata tetapi harus pada sasaran yang lebih luas yaitu aktualisasi ajaran Islam dalam seluruh lini kehidupan. Tanpa pelaksanaan ajaran Islam secara menyeluruh, karakter Islam yang rahmatan lil „alamin akan sulit diwujudkan dalam kenyataan hidup manusia. Selain itu, bagian penting dari dakwah yang merupakan syarat terwujudnya umat terbaik adalah pelaksanaan perintah amar ma‟ruf nahi munkar memerintahkan pada yang baik dan mencegah dari kemunkaran, sebagaimana firman Allah “ kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. QS Ali Imran 110 Memaknai ayat tersebut, Imam Ghazali menjelaskan bahwa ayat ini mengandung pengertian bahwa umat Islam merupakan sebaik-baik umat, dari awal hingga akhir, walaupun secara substansial ada perbedaan antar generasi, sebagaimana adanya dalil bahwa keunggulan sahabat melebihi atas yang lainnya. Namun demikian, prediket sebaik-baik umat akan melekat pada mereka selama Asmuni Syukir, Dasar dasar Strategi Da‟wah Islam, Surabaya, al Ikhlas, 1983. 104 Muhamad Abu Zahra, Ad Dakwah ila Islam, Dar al Fiqri, tt. 129 M. Natsir, Fiqhud Da‟wah, Jakarta, DDII, 1977. 26 Shihab, Membumikan Al-Qur‟an…, 194 194 J u r n a l D a k w a h d a n K o m u n i k a s i , V o l . 6 N o . 2 , 2 0 2 1 Jurnal Dakwah dan Komunikasi IAIN Curup-BengkuluE-ISSN 2548-3366; P-ISSN 2548-3293 umat Islam konsisten menyeru kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari munkar. Bila ini tidak dilakukan maka prediket itu pun akan terlepas dari mereka. Lebih dari itu, ketika kewajiban dakwah ditinggalkan bukan saja hilangnya prediket sebagai umat terbaik dari umat Islam tetapi akan mendatangkan adzab Allah kepada umat manusia secara keseluruhan. Dalam hal ini, Ali bin Abi Thalib berkata „Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa. Oleh karena itu, tidaklah bisa musibah tersebut hilang melainkan dengan tobat.” Maka musibah atau bencana merupakan bentuk teguran Allah kepada umat manusia agar mereka ingat dan kembali kepada syariat Allah SWT yang dibawa oleh nabi Muhammad. Selama berdakwah di Makkah, Rasulullah menekankan pada sisi kepercayaan yaitu dengan menanamkan keesaan Allah sebagai keyakinan yang kokoh dan bersih dari keraguan dan menanamkan keyakinan akan hari pembalasan setelah kematian yaitu kehidupan akhirat. Adapun ketika Nabi hijrah ke Yastrib sebagai awal terbentuknya kekuasaan Islam, dalam dakwahnya Nabi Muhammad bukan semata menyeru secara lisan tetapi juga membuat kebijakan dan langkah praktis sesuai dengan posisinya sebagai kepala negara. Di antara kebijakan Rasulullah antara lain dengan mendirikan Masjid Nabawi sebagai pusat kegiatan masyarakat Islam, merajut persaudaraan antar anggota masyarakat yang heterogen, menciptakan struktur masyarakat dan pemerintahan yang kuat serta membuat perjanjian dengan kelompok non Muslim terutama kaum Yahudi yang bermukim di Madinah. Langkah Nabi Muhammad membuat perjanjian dengan non Muslim merupakan bukti bahwa negara Islam yang berpusat di Madinah bukanlah negara eksklusif yang tidak menghendaki perbedaan dan toleransi. Prinsip ini terus dipegang teguh oleh pemerintahan Islam sesudah nabi Muhammad terutama pada masa khulafaur rasyidin dan masa-masa kekhilafahan sesudahnya. Selain itu, Nabi Muhammad pun menerapkan syariat Islam secara praktis dalam kehidupan masyarakat madinah yang baru sesuai dengan yang diwahyukan Allah terhadap beliau. Segala persoalan yang dihadapi masyarakat Madinah, muslim maupun non muslim, diserahkan kepada Rasulullah sebagai pemimpin negara Islam di Madinah. Dengan kata lain, Nabi memutuskan perkara hukum yang terjadi antar rakyat dengan rakyat atau antar rayat dengan pejabat menggunakan hukum Islam sesuai petunjuk wahyu. Sifat keadilan hukum Islam yang diberlakukan tersebut pada akhirnya mampu menarik kepercayaan masyarakat Islam terhadap pengadilan Islam yang diberlakukan oleh Nabi Muhammad terahap mereka. Masyarakat senantiasa mempercayakan setiap perkara yang mereka hadapi untuk diadili oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan tegaknya keadilan tersebut membuat masyarakat makin merasa aman dan nyaman. Imam Ghazali, Mukasyafatul Qulb, Surabaya, Penerbit Amelia, tt. 88 Ibnu Mas‟ud,The Miracle of Amar Ma‟ruf Nahi Munkar, Jogyakarta, Laksana, 2018. 138 M a s t o r i , d k k D a k w a h d a n K e k u a s a a n … … 195 2. Konsep kekuasaan Kekuasaan bukanlah istilah yang asing. Kata ini erat kaitannya dengan politik yang memiliki makna kemampuan manajerial dari seorang individu maupun kelompok dalam mengelola sumber kekuatan yang ada di tengah masyarakat sehingga dapat memperkokoh kekuasaan yang dimiliki yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Sumber kekuatan yang memiliki kemampuan memengaruhi dan mengendalikan masyarakat dapat berupa mahasiswa, media massa, elite politik dan militer. Melalui penguasaan terhadap sumber kekuatan ini, menurut Weber, maka individu atau kelompok memiliki potensi besar untuk mengendalikan dan memaksakan orang lain agar mengikuti berprilaku sesuai dengan kehendak atau kebijakan penguasa tersebut. Dalam pandangan Rosyadi, kekuasaan power masuk dalam substansi pokok pada pembahasan ilmu politik. Artinya pembahasan tentang kekuasaan muncul dalam kajian-kajian ilmu politik. Sementara kekuasaan sendiri kerap dimaknai sebagai kemampuan mengendalikan dan meyakinkan orang lain yang ada dalam kekuasaannya dengan kapasitas dan kapabilitas yang dimilikinya agar bergerak bersama meraih tujuan kepemimpinan atau kekuasaan. Atas dasar itu, Selo Sumarjan berpendapat bahwa dalam kehidupan masyarakat kekuasaan memiliki kedudukan yang sangat penting karena keberadaannya ikut menentukan nasib masyarakat yang hidup di bawah kekuasannya. Bila kekuasaan dipegang oleh orang baik dalam sebuah ideologi yang baik maka kekuasaan akan memunculkan kemaslahatan yang besar bagi berjuta-juta orang. Sebaliknya, bila kekuasaan dipegang oleh individu atau kelompok yang jahat maka masyarakat pun akan merasakan tekanan dan kedzaliman. Sebagai makhluk sosial, kekuasaan sangat diperlukan dalam masyarakat sehingga keberadaannya selalu mengiringi kehidupan masyarakat dengan berbagai bentuknya, baik sederhana maupun kompleks. Tanpa ada kekuasaan maka akan membahayakan keberlangsungan hidup manusia yang membutuhkan ketenangan dan kedamaian walaupun tidak semua kekuasaan memunculkan dampak yang positif bagi kehidupan rakyat. Secara sosiologis, kekuasaan dipandang sebagai unsur penting dalam menunjang kehidupan masyarakat namun tidak dalam perspektif baik dan Imam Hidayat, teori teori politik, Malang, Setara Press, 2009. 31 Rafael Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta, Rieneka Cipta, 2001. 190 Rosadi Kantaprawira, Sistem Politik Indonesia, Suatu Model Pengantar, Bandung, Sinar Baru, 1983. 45 Seorang Ulama Fudhail bin 'Iyadh berkata bahwa "Seandainya aku memiliki doa yang mustajab, maka akan aku tujukan doa tersebut kepada pemimpin." Kemudian seseorang mengajukan pertanyaan kepada Fudail, „mengapa demikian‟?. Fudhail menjawab „bila do‟a itu aku tunjukan pada diriku semata maka hal tersebut sekadar bermanfaat bagi diriku. Akan tetapi bila doa itu aku tujukan pada penguasaku maka masyarakat dan negara akan menjadi lebih baik. Surjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2002. 288 196 J u r n a l D a k w a h d a n K o m u n i k a s i , V o l . 6 N o . 2 , 2 0 2 1 Jurnal Dakwah dan Komunikasi IAIN Curup-BengkuluE-ISSN 2548-3366; P-ISSN 2548-3293 buruk. Sebaliknya, dalam Islam, kekuasaan dipandang sebagai alat untuk menegakan nilai-nilai baik dan menghilangkan nilai-nilai buruk dalam masyarakat sesuai dengan prinsip ajaran Islam. Tujuan ini selaras dengan tujuan dakwah yaitu membentuk masyarakat Islam. Kekuasaan dalam pandangan seorang pemikir politik barat bernama Machiaveli, sangat bergantung pada pengalaman empiris manusia. Karena itu, potensial sistem kekuasaan antar manusia disuatu tempat berbeda dengan yang lain. Lebih jauh, dia mengatakan bahwa kekuasaan memiliki otonomi yang terpisah dari ajaran moral, baik agama maupun moral yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Dia juga memiliki pendapat bahwa kekuasaan bukan merupakan alat untuk mewujudkan kebaikan-kebaikan dalam kehidupan masyarakat seperti keadilan dan kebenaran, akan tetapi, kekuasaan menurutnya merupakan alat untuk mengabdi pada kepentingan negara. Kepentingan negara tidak jarang dimaknai sebagai kepentingan para politisi yang mengendalikan negara tersebut. Pemikiran Machiaveli ini, walaupun banyak ditolak secara teoretis namun banyak diamalkan oleh para politikus di berbagai negara. Berbeda dengan konsep kekuasaan yang difahami oleh Islam atau ulama-ulama Islam, kekuasaan dalam Islam diilhami oleh ajaran Islam yang termaktub didalam beberapa ayat al-Qur‟an, terutama yang tercantum dalam surat an Nisa ayat 58-59 yang artinya „sesungguhnya Allah menyuruh kalian menunaikan amanat pada yang berhak menerimanya dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan pengajaran sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha melihat. 58 Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul Nya, dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah Al Qur‟an dan Rasul sunnahnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya. 59. Para ulama mengkategorikan kedua ayat di atas sebagai dalil tentang urgensi kekuasaan terutama dari aspek tanggung jawab kekuasaan. Bahkan dalam ayat tersebut telah menghimpun prinsip-prinsip ajaran Islam yang agung tentang kekuasaan serta penegasan tentang kekuasaan Allah swt sebagai parameter manusia dalam menjalankan kekuasaan di muka bumi. Sekalipun dunia Islam saat ini banyak dipengaruhi pemikiran sekular ala barat yang cenderung memisahkan agama dari kekuasaan namun dalam pandangan Al Ghazali kekuasaan dan diin memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Bahkan keduanya seperti dua saudara yang dilahirkan kembar Ibid, 230 Rapar, JH, Filsafat Politik Plato, Aristoteles, Agustinus, Machiavelli, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2001. 430 Abd Mu‟in Salim, Fikih Siyasah, Jakarta, PT Raja Grafindo, 2002. 175 M a s t o r i , d k k D a k w a h d a n K e k u a s a a n … … 197 dalam perut yang sama. Maka memisahkan hubungan keduanya bertentangan dengan prinsip ajaran Islam baik dilihat dari aspek teologis maupun historis. Atas dasar itu, pembentukan negara sebagai wadah kekuasaan yang legal adalah wajib secara syar‟i. Kewajiban ini didasarkan pada ijmak sahabat yang masuk dalam kategori fardu kifayah. Secara historis, ijmak ini terlihat dari peristiwa pembai‟atan sahabat Abu Bakar sebagai khalifah pasca wafatnya Rasulullah SAW. Dalam fiqh siyasah peristiwa ini banyak dijadikan sebagai dalil tentang urgensi kekuasaan dalam Islam yang diterima oleh umat secara kolektif paling tidak sejak masa pemerintahan Abu Bakar hingga masa imam Ghazali dan beberapa abad setelahnya. Dakwah Nabi Muhammad pada periode Madinah Masifnya gerakan dakwah Nabi Muhammad di Mekah, menyebabkan Rasul dikenal oleh masyarakat seantero jazirah Arab hingga di kota Yastrib. Kota ini kemudian dikenal dengan nama Madinah. Para penduduk Yastrib, baik dikota maupun desa, melihat dan mendengar kabar tentang dakwah Rasulullah melalui interaksi bisnis dan perdagangan. Periode dakwah Madinah dimulai ketika beberapa orang penduduk Madinah menerima dakwah Nabi Muhammad dan mengikrarkan diri mereka sebagai muslim. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-11 sejak Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul. Akhirnya, berselang satu tahun pasca peristiwa ini, para tokoh di Madinah mengutus sebanyak dua belas orang untuk menjumpai Rasulullah di kota Mekah. Momen pertemuan tersebut berlanjut pada perpindahan kekuasaan kepada Nabi Muhammad melalui prosesi bai‟at I dan II. Menurut Ahmad Sukarja, substansi dari bai‟at pertama lebih menekankan pada aspek moral dan tidak memiliki konsekuensi perlindungan dari ancaman apabila keselamatan Rasulullah bai‟at ini melibatkan seorang wanita bernama Afra bin Abid maka bai‟at ini dikenal juga dengan bai‟at an nisa‟. Bai‟at aqabah pertama ini kemudian diikuti dengan bai‟at aqabah dua yang isinya “Kami akan melindungimu sebagaimana kami melindungi wanita kami. Kami adalah tukang perang dan selalu bertengkar. Jika kami memutuskan hubungan dengan kaum Yahudi, sudikah anda membela kaumku?” Jawab Nabi “Darahmu darahku, perlindungamu perlindunganku, kalian bagian jiwaku, aku akan memerangi Abu Hamid Al Ghazali, Etika Berkuasa, Nasehat-nasehat Imam Ghazali, Bandung, Pustaka Hidayah. 90 Peristiwa ini dimulai ketika sekelompok orang khazraj datang ke kota Mekah menemui Rasul pada musim haji. Pada pertemuan tersebut, Rasul mengajak mereka berdialog dan menanyakan kabar serta mengajak untuk masuk Islam. Mendengar tawaran tersebut, mereka saling menunggu sikap dari kawannya dengan saling berpandangan. Salah seorang diantara mereka mengatakan „wallahi, sebenarnya dia merupakan salah seorang Nabi yang pernah dijanjikan kedatangannya oleh orang Yahudi kepada kalian.‟ Akhirnya, keseluruhan dari suku khazraj ini seluruhnya masuk Islam sembari berharap akan persatuan suku auz dan khazraj melalui agama yang baru mereka anut tersebut Islam. Lihat Syaikh Taqiyudin an Nabhani, Daulah Islam, Bogor, Pustaka Thoriqul Izzah, 2002. 47 Achmad Sukarja, Piagam Madinah dan UUD 1945, Jakarta, UI Press, 1995. 84 198 J u r n a l D a k w a h d a n K o m u n i k a s i , V o l . 6 N o . 2 , 2 0 2 1 Jurnal Dakwah dan Komunikasi IAIN Curup-BengkuluE-ISSN 2548-3366; P-ISSN 2548-3293 musuh kalian dan aku akan berdamai dengan siapa saja yang berdamai dengan kalian” Peristiwa bai‟at aqabah I dan II selanjutnya menjadi modal awal bagi Nabi Muhammad untuk menancapkan pilar-pilar bangunan masyarakat Islam di Madinah. Setidaknya ada beberapa karakteristik yang dapat dilihat pada aktivitas dakwah beliau di Madinah yaitu pertama, melakukan pembinaan bagi penduduk Madinah yang menerima Islam melalui kelompok-kelompok kecil dalam perhalaqahan. Kedua, membentuk sistem ketatanegaraan baru dalam bentuk negara Islam. Ketiga, menerapkan hukum Islam atas seluruh lapisan masyarakat yang hidup dalam naungan daulah Islam secara serius. Keempat, membangun kerja sama dengan non muslim yang ingin hidup dalam naungan sistem Islam secara damai dan tetap bermuamalah dengan standar aturan yang telah ditetapkan dalam Islam. Dakwah Nabi Muhammad pada periode Madinah merupakan tonggak kemenangan Islam. Sebab, dengan kekuasaan itu dakwah Nabi Muhammad memiliki kekuatan yang diikuti oleh umat dan disegani oleh lawan sehingga Islam dengan mudah menyebar dan diterima oleh masyarakat dunia. Menurut Harun Nasution, atas kebijakan Umar bin Khatab peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah pada tahun 622 M dijadikan sebagai tonggak atau awal tahun baru Islam tahun Hijriah. Sebab dengan kekuasaan baru Nabi Muhammad di Madinah itu, Islam pun mendapat kan banyak kemudahan untuk diterima masyarakat. Dengan demikian, Islam mulai merambah pengaruhnya secara politik ke berbagai wilayah disekitar jazirah Arab. Pada perkembangan selanjutnya, kekuasaan Islam mampu menyebarkan sayap dakwah hingga ke Spanyol, Filipina dan Afrika. Dalam teori modern, hubungan dakwah dan kekuasaan yang dipraktekan Nabi Muhammad pada periode madinah adalah teori integralistik dan simbiotik. Dalam paradigma teori ini, Islam diyakini tidak sebatas aturan yang hanya melibatkan manusia dengan Tuhan melainkan mengatur juga hubungan antar manusia dalam berbagai aspeknya seperti aspek keluarga, hukum, politik, sosial, budaya dan ekonomi. Melalui paradigma ini, kesempurnaan ajaran Islam difahami sebagai innnal Islam Din wa Daulah, sehingga relasi keduanya terbentuk secara formalistik-legalistik dalam pola sebuah sistem Islam. Secara fungsional, menurut al-Mawardi, negara memiliki kedudukan sangat vital dalam dalam kehidupan masyarakat Islam terutama dalam pemeliharaan agama. Melalui fungsi dan kekuatan negara, hukum-hukum Islam dapat direalisasikan secara nyata seperti berbagai persoalan hukum, politik, militer, pidana serta perdata yang secara jelas diatur dalam 86 Mohammad Arif, Dinamika Islamisasi Makkah & Madinah, Asketik Vol. 2 No. 1, Juli 2018. 56 Prof. Harun Nasution, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta, UI Press, 1979. 34 Abd Aziz Taba, Islam dan Negara dalam Politik Orde Baru, Jakarta, Gema Insani, 1996. 42 Abd Qodim Zalum, Pemikiran Politik Islam, Bangil, Izzah, 2001. 155 M a s t o r i , d k k D a k w a h d a n K e k u a s a a n … … 199 Merujuk pada praktik relasi agama dan negara dalam kehidupan umat Islam masa Rasulullah, negara memerlukan fondasi agar dapat menopang keberlangsungan sistem Islam, yaitu Pertama, negara harus menjadikan Islam sebagai rujukan utama dalam menjalankan roda pemerintahan melalui penggalian hukum-hukum Islam oleh imam mujtahid. Kedua, negara harus dipimpin oleh sosok yang memiliki kapasitas, integritas dan otoritas yang secara langsung melekat dalam diri seorang pemimpin. Dengan integritas yang dimiliki seorang pemimpin dapat menyikapi berbagai perbedaan dalam masyarakat secara bijak dan tepat sehingga tercipta tatanan masyarakat Islam yang kuat, damai, adil dan makmur. Ketiga, terciptanya rasa keadilan dalam kehidupan masyarakat sebagai implementasi dari penerapan ajaran Islam secara benar di tengah masyarakat. keempat, terciptanya keamanan yang akan mendorong situasi yang kondusif ditengah-tengah masyarakat sehingga menciptakan daya kreativitas dalam pembangunan masyarakat dan negara. Kelima, memelihara dan merawat kualitas lahan-lahan pertanian secara konsisten dan terus-menerus sehingga menguatkan ekonomi rakyat terutama dalam bidang pangan. Keenam, memelihara harapan dan kemampuan untuk berkembang dalam berbagai bidang kehidupan. Sementara menurut teori simbiotik, agama dan negara tercipta relasi yang simbiotik atau saling memerlukan terutama dalam mewujudkan kemaslahatan bagi dan kebijakan Nabi Muhammad dengan menjadikan kekuasaan sebagai metode untuk menerapkan Islam, menyebarkan dan melindungi dakwah Islam menunjukkan bahwa telah terjadi integrasi dan simbiosisasi antara agama dan politik. Beberapa aktivitas dan langkah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dalam memuluskan dakwah di Madinah dengan posisinya sebagai kepala negara, yaitu 1. Membangun masyarakat Struktur dan kondisi masyarakat Arab sebelum Islam dikenal dengan masa jahiliah. Ketika Islam datang, sedikit demi sedikit budaya Arab yang buruk mulai terkikis sehingga terbentuklah masyarakat Islam ketika dakwah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Pertama yang dilakukan dalam upaya membangun masyarakat Islami di Madinah adalah dengan cara membangun Suyuti Pulungan, Fikih Siyasah, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, Jakarta, Raja Grafindo Persada, Cet. 4, 1999. 227 Ahmad Safi‟i Maarif, Islam dan Politik di Indonesia pada Masa Demokrasi Terpimpin 1959-1965, Yogyakarta, IAIN Sunan Kalijaga Press, 1988. 195. Pembahasan tentang fakta posisi nabi Muhamad sebagai pemimpin negara di Madinah mestinya dapat dijadikan sebagai tauladan oleh para penyelenggara negara dimana pun dan kapan pun terutama untuk membentuk masyarakat yang maju dan berperadaban. Sebab bangunan masyarakat yang dipola oleh Nabi Muhamad telah berhasil membalikan kondisi masyarakat arab jahiliah menuju cahaya Islam yang kemudian menjadi mercusuar peradaban. 200 J u r n a l D a k w a h d a n K o m u n i k a s i , V o l . 6 N o . 2 , 2 0 2 1 Jurnal Dakwah dan Komunikasi IAIN Curup-BengkuluE-ISSN 2548-3366; P-ISSN 2548-3293 masjid sebagai infrastruktur fisik utama yang sederhana namun multifungsi, yakni masjid Nabawi. Pada waktu itu, di kota Madinah ada tiga kelompok masyarakat. Pertama, kaum muslimin dari golongan Muhajirin yaitu umat Islam yang hijrah ke Madinah dan golongan Anshor yaitu umat Islam yang menyambut dan menolong saudara mereka dari golongan muhajirin. Kedua, suku Aus dan Khazraj, mereka adalah kaum musyrik di Madinah yang terlibat konflik berkepanjangan. Ketiga, kelompok Yahudi. Dalam membangun masyarakat baru di Madinah, setidaknya nabi menyiapkan strategi yang berisikan dua fragmen yaitu formal dan mental spiritual. Kedua unsur ini secara efektif mampu menyatukan masyarakat Islam yang baru sehingga membentuk kekuatan tersendiri bagi umat Islam yang berpengaruh besar bagi perkembangan Islam pada masa itu dan sesudahnya. Adapun langkah formal yang Rasulullah terapkan atas masyarakat Islam di Madinah adalah 1. Memberlakukan peraturan dalam bentuk undang-undang yang mengikat bagi seluruh rakyat yang meliputi seluruh bidang kehidupan 2. Kepemimpinan yang ditaati oleh seluruh rakyat terutama kaum muslimin berikut jaminan keamanan yang diberikan kepada Rasulullah sebagai pemimpin. 3. Dibentuknya sistem ketentaraan yang mampu melindungi pemerintahan dan undang-undang yang diberlakukan atas masyarakat 4. Memiliki sumber ekonomi yang kuat bagi negara sehingga negara mampu membiayai penyelenggaran negara 5. Masyarakat Islam telah memiliki orientasi hidup yang sama yaitu untuk mengabdi kepada Allah SWT dengan segala konsekuensinya. 6. Memiliki batas-batas tanah air yang tetap. Pada masa awal dakwah periode Madinah, Rasulullah menjadikan Masjid Nabawi sebagai pusat kegiatan umat, dakwah dan pemerintahan. Pria dan Wanita dari segala usia diberikan kesempatan untuk mempelajari Islam di Masjid tersebut. Orang dewasa menggunakan Masjid sebagai tempat untuk mempelajari Islam yang meliputi Al-Qur‟an, hadits,fiqih dan bahasa Arab. Bagi wanita, selain mempelajari ilmu-ilmu Islam juga belajar keterampilan seperti menenun atau memintal. Di pelataran Masjid anak-anak belajar materi al-Qur‟an, bahasa Arab, berhitung, berkuda, berenang dan memanah. Lihat Abdulah Idi dan Soekarto, Revitalisasi Pendidikan Islam, Jogyakarta, Tiara Wacana, 2006. 81 Ibrahim dan Darsono, Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam, Solo, Tiga Serangkai, 2009. 28 Taqiyudin an Nabhani, Daulah Islam, 71 Zaenal Abidin, Konsep Politik dan Ideologi Islam, Jakarta, Bulan Bintang, 1977. 163 Jamaludin Kafi, Islam Agama dan Negara, Surabaya, Bina Ilmu, 1983, 48. Dalam sejarah Islam, wilayah kekuasaan Islam bersifat berubah-ubah sesuai dengan kekuatan dan misi dakwah yang menjadi kebijakan negara. Pada mulanya Islam hanya berkuasa di Madinah lalu bergerak menguasai Mekah dan Jazirah arab. Namun, wilayah Islam meluas pada masa kekhalifahan Usman bin Affan pada masa pemerintahannya yaitu antara tahun 644 hingga 656 M. Beberapa wilayah yang berhasil ditaklukan dan menjadi bagian dari kekhilafahan M a s t o r i , d k k D a k w a h d a n K e k u a s a a n … … 201 Semua unsur-unsur formal tersebut merupakan syarat terbentuknya negara. Tanpa adanya salah satu dari unsur tersebut maka kestabilan negara akan sulit dijaga. Namun demikian, unsur formil tidaklah cukup maka diperlukan unsur kedua untuk membangun masyarakat yaitu unsur mental spiritual. Unsur mental dalam konteks pembangunan masyarakat di Madinah terdiri atas pertama, terbangunnya rasa persaudaraan antar kaum Muhajirin dan Anshar sebagai hasil dari kebijakan nabi Muhammad pada awal kepemimpinan beliau di Madinah. Kedua, menghapuskan permusuhan antar suku yang disebabkan sentimen kesukuan dan kelompok. Ketiga, membangun persaudaraan di atas ajaran dan spirit Islam dan menegasikan aspek kesukuan dan kedaerahan. Keempat, menghapuskan benih-benih dendam jahiliah pada masyarakat Islam di Pendekatan hukum Pada periode Madinah, selain membangun masyarakat juga seperti dikemukakan pada pembahasan terdahulu juga melalui pendekatan hukum. Pada saat itu, pelaksanaan konstitusi menjadi otoritas Nabi Muhammad SAW secara penuh sebab kebijakan Nabi sebagian besar merupakan bagian dari wahyu yang wajib diterapkan dan dilaksanakan oleh masyarakat Islam di Madinah tanpa campur tangan pihak lain. Melalui kewenangan hukum itu, Nabi Muhammad menghukumi masyarakat Islam dengan hukum yang bersumberkan pada al-Qur‟an ataupun Sunah. Kepercayaan masyarakat Islam yang tinggi terhadap Islam berikut hukum-hukum yang diturunkan kepada mereka melalui Rasulullah, maka terciptalah masyarakat yang damai dan hampir belum pernah terjadi perselisihan di dalam hukum. Permasalahan dan pertanyaan masyarakat Islam pada periode itu langsung dijawab dengan turunnya ayat-ayat al-Qur‟an sebagai hukum yang memutuskan perkara mereka. Sehingga pada periode ini umat Islam telah terbina menjadi satu pemerintahan dan dakwah berjalan dengan baik tanpa tantangan yang dakwah oleh negara dapat dilaksanakan dengan menggabungkan aspek fisik dan pemikiran sekaligus. Hal ini dikarenakan negara dapat secara langsung menerapkan inti dakwah yaitu ajaran Islam dalam bentuk kebijakan-kebijakan di tengah masyarakat. Pelaksanaan Islam secara praktis tersebut akan memiliki dampak yang signifikan bagi terbentuknya masyarakat Islam yang kokoh sesuai dengan tujuan dakwah. Keindahan Islam hadir bukan semata terdengar melalui klaim-klaim para da‟i dalam ceramah dan khotbah-khotbahnya tetapi dapat secara nyata disaksikan dan dirasakan. Sistem hukum dan pemikiran Islam secara aktif mampu menciptakan lompatan-lompatan Islam meliputi Tunisia, Cyprus, Armenia dan sebagian wilayah Persia, Transoxania dan Tabaristan. Lihat Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta, PT Raja Grafindo, 2015. 38 Zainal Abidin Ahmad, 165 Roibin, Dimensi Historitas dan Normatifitas Penetapan Hukum Islam Pada Masa Rosulullah, dalam diakses 16 April 2020 202 J u r n a l D a k w a h d a n K o m u n i k a s i , V o l . 6 N o . 2 , 2 0 2 1 Jurnal Dakwah dan Komunikasi IAIN Curup-BengkuluE-ISSN 2548-3366; P-ISSN 2548-3293 peradaban yang menarik perhatian seluruh umat manusia. Sehingga, menurut pengakuan barat, tanpa sumbangsih peradaban Islam masa pencerahan di Eropa tidak akan terjadi. Suatu fakta historis yang menunjukan bahwa peradaban yang dibangun diatas fondasi Islam akan mampu menciptakan tatanan masyarakat yang maju, adil dan makmur. Kondisi masyarakat yang dibangun di atas aqidah dan hukum Islam akan melahirkan gairah dakwah bagi masyarakat tersebut sehingga mendorong mereka untuk menyebarkan Islam sebagai ideologi pada dunia. Sebagai agama dakwah, Islam secara aktif terus disosialisakan baik oleh negara, jamaah/kelompok masyarakat maupun individu. Tentu dengan tetap memperhatikan substansi pemikiran Islam yang dikembangkan di tengah masyarakat agar ada jaminan bahwa masyarakat mendapatkan faham keagamaan yang benar. Pada periode Madinah, komunitas yang membentuk masyarakat Islam baru terwujud. Karena itu, Nabi membuat fondasi atau dasar-dasar kekuasaan yang kuat disemua aspek dari mulai bidang sosial, ekonomi maupun politik dan hukum. Terbentuknya fondasi yang kokoh sangat penting untuk dijadikan sebagai pijakan bagi pemerintahan sesudah Rasulullah sehingga dalam kurun waktu sepuluh tahun kepemimpinan beliau di Madinah berhasil menghasilkan pengaruh yang besar bagi perkembangan Islam. Bahkan pasca wafatnya Nabi, fondasi itu tetap kokoh dan tetap menjadi pijakan pemerintahan Islam pada masa-masa sesudahnya yaitu dari masa khulafaur rasyidin hingga masa kekhilafan Utsmani dengan berbagai dinamika yang terjadi. Di sisi lain, makin luasnya pengaruh Islam dalam kehidupan masyarakat tentu saja memerlukan wadah dan sistem untuk mengatur berbagai dinamika dalam masyarakat Islam. Untuk itu, melalui wahyu, Nabi Muhammad kemudian meggunakan pendekatan hukum Islam untuk mengatur kehidupan masyarakat baik antar individu maupun antar negara. Salah satu pendekatan hukum yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dalam membina masyarakat Islam yang baru di Madinah adalah dengan menerapkan pidana Islam atau yang dikenal dengan istilah perzinahan, pencurian dan pembunuhan. Sangsi hudhud dalam sejarah Islam baru turun pada periode Madinah masa dimana kekuasaan Islam berhasil diraih oleh Nabi Muhammad sehingga memungkinkan untuk mengadili manusia di wilayah kepemimpinan Islam dengan hukum Islam seperti qishas pada kasus pembunuhan atau tindakan kriminal, memotong tangan Abdurahman Mas‟ud, Paradigma Islam Rahmatan Lil „Alamin, Yogyakarta, IRCiSoD, 2021. 63 Hamka Haq, Syariat Islam, Wacana dan Penerapannya, Ujung Pandang, Yayasan al Ahkam, 2001. 103 Nashrah, Nabi Muhamad Sebagai Pemimpin Agama dan Negara, e-USU, 2005. 10 Menurut Ali bin Muhamad al-jurjani, makna hudhud adalah sanksi hukum yang jumlah maupun bentuknya sudah ditetapkan oleh Allah kepada orang yang melanggarnya. Hudhud merupakan hak Allah sehingga pemberlakuannya wajib dilakukan oleh negara dan tidak boleh diganti dengan hukum positif buatan manusia. Lihat Abubakar Jabir al-Jurjzani, Minhaj al Muslim Kitab wa Akhlak wa Ibadah wa Muamalah, Cet. VIII, Al-Madinatul al-Munawarah , 1976. 453 M a s t o r i , d k k D a k w a h d a n K e k u a s a a n … … 203 pencuri apabila telah memenuhi syarat-syarat pemberlakuannya, merajam pelaku zina muhson serta memberikan hukuman cambuk bagi peminum khamr. Seluruh penerapan sangsi dalam Islam selain merupakan implementasi ketataan masyarakat Islam terhadap Allah, dalam setiap hukum tersebut memiliki hikmah-hikmah yang sebagian dapat dirasionalkan. Seperti sangsi terhadap pezina. Dalam Islam, zina merupakan perbuatan kriminal yang mendapatkan hukuman cukup berat yaitu rajam hingga mati. Penerapan hukum rajam terhadap pezina ini sangat penting dalam menjaga kesucian masyarakat di Madinah ketika itu. Merajalelanya zina akan berdampak pada ruwetnya tatanan sosial yang lain seperti aturan Islam tentang hukum pewarisan, pernikahan dan dapat merembet pada persoalan keamanan dan ketertiban. Demikian pula pidana pencurian. Pada masa Nabi Muhammad, hukum pencuri adalah potong tangan. Hukuman ini telah ditetapkan dalam al-Qur‟an dan sunah Nabi. Diriwayatkan dari Sayidah Aisah, istri Rasulullah SAW. Bahwa Aisyah pernah bertanya pada Nabi, „adakah sebuah dispensasi yang bisa diberikan berkaitan dengan hukum potong tangan bagi pencuri. Mendengar pertanyaan tersebu Nabi lantas berdiri dan bersabda suatu kerusakan akan terjadi pada suatu kaum ketika meninggalkan hukuman pada seseorang yang berpunya kaya namun melaksanakan hukum pada orang yang miskin dan Nabi dalam menegakan hudhud bagi pencurian ini terlihat dari penolakan beliau memberikan dispensasi atau keringanan sangsi atas kasus pencurian yang melibatkan keluarga al-Mukhzumiah. Permohonan dispensasi ini diajukan oleh Usamah, orang dekat Rasulullah. Menanggapi permintaan itu, setelah pencurian itu terbukti, Rasulullah bersabda “demi Allah sekalipun anak saya Fatimah Az-zahra bila terbukti mencuri maka akan potong tangannnya”.Sikap Rasulullah ini memiliki dua hikmah. Pertama, penegakan hukum harus dilaksanakan secara adil, tidak pandang bulu. Siapa pun yang terlibat dalam perkara hukum, baik pejabat maupun rakyat, maka harus dihukum sesuai dengan perkara yang dihadapi sesuai ketentuan Islam. Kedua, keteladanan Nabi Muhammad terhadap proses penegakan hukum sangat penting untuk umatnya karena ada keteladanan Nabi sebagai uswatun hasanah. 3. Mendakwahkan Islam Pada periode Madinah, sebagai kepala negara Nabi Muhammad tidak berhenti berdakwah. Dengan kekuasaan dan pengaruhnya yang makin besar, beliau melakukan upaya-upaya dakwah dengan memanfaatkan kewenangan atau kekuasaan yang beliau miliki untuk mengembangkan misi dakwah. Dakwah tidak lagi terbatas pada ajakan lisan melalui ceramah maupun ajakan yang dilakukan secara personal. Berbeda dengan pendekatan dakwah di mekah, pada periode Madinah dilaksanakan dengan metode sebagai berikut Ahmad Sarwat, Madinah era kenabian, Jakarta,Rumah Fiqh Publishing, 2018. 14 Ibn Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram, Darul Bayan, Cet 1, 2006. 261 Muhamad Said Ishaq, Islam Membebaskan Manusia, Malaysia, Daul Ta‟zim, cet. 2, 2002. 65 204 J u r n a l D a k w a h d a n K o m u n i k a s i , V o l . 6 N o . 2 , 2 0 2 1 Jurnal Dakwah dan Komunikasi IAIN Curup-BengkuluE-ISSN 2548-3366; P-ISSN 2548-3293 Pertama, pengiriman ekspedisi militer. Dalam upaya mengenalkan Islam kepada dunia, Nabi Muhammad makin tegas dan berani dalam berdakwah pada periode Madinah yaitu dengan mengirim utusan kepada para pembesar suku-suku di luar jazirah Arab. Pengiriman ekspedisi militer ini dilakukan oleh Nabi, terutama setelah peristiwa perang khaibar berlalu. Pertama-tama beliau mengirim beberapa ekspedisi militer kepada suku-suku badui di semenanjung Arab dengan ketentuan bila mereka menerima Islam mereka akan selamat tetapi bila suku-suku itu melakukan perlawanan maka utusan muslim diperkenankan melakukan memperhatikan masyarakat kecil yang baru masuk Islam. Pada awal terbentuknya kekuasaan Islam di Madinah, tidak sedikit kaum dhuafa yang masuk Islam. Mereka datang dari luar Madinah sehingga bukan merupakan dari golongan muhajirin maupun anshor. Kemiskinan yang mereka derita mendorong Nabi untuk menyelamatkan aqidah mereka yaitu dengan menampung mereka di sebuah tempat khusus yang berada di serambi Masjid yang digunakan sebagai tempat perlindungan. Nafkah mereka ditanggung oleh umat Islam, baik dari golongan muhajirin maupun anshor yang memiliki kelebihan harta. Tindakan Nabi SAW ini penting untuk menjadi pelajaran bagi umat Islam khususnya para pengemban dakwah bahwa dakwah bukan semata memberikan asupan pemikiran dan pemahaman Islam tetapi harus diiringi dengan kepedulian terhadap masalah ekonomi masyarakat sebagai mad‟u. Sekalipun demikian, hal ini tidaklah mutlak karena kesejahteraan sejatinya merupakan tanggung jawab negara. Ketiga, mengangkat gubernur. Sebagai kepala negara, Nabi memiliki wewenang untuk mengangkat gubernur guna menjaga eksistensi dakwah dan pelayanan kepada masyarakat. Salah satunya dengan menugaskan para gubernur dan petugas zakat ke berbagai wilayah kekuasaan Islam untuk menarik zakat dan membagikannya kepada orang yang berhak. Langkah ini, selain merupakan implementasi dari syariat dan kewajiban zakat juga merupakan bukti bahwa dakwah yang dilakukan oleh negara memiliki peran untuk menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat. Keempat, pengiriman surat kepada raja-raja untuk memeluk Islam. Sebagai kepala negara, secara politik Nabi memiliki kedudukan yang sejajar dengan kepala negara lain. Untuk itu, Nabi berkirim surat kepada raja-raja pada masa itu melalui para utusan yang bertugas mengantarkan surat tersebut diantaranya Nabi mengutus Abdullah bin Hudzafah kepada Kisra Persia, Dihyah bin Khalifah al-Kalbi kepada kaisar Byzantium Romawi, Amr bin Umayah kepada raja Najasyi, Hathub bin Abu Balta‟ah kepada al Muqaiqis di Iskandariyah, al Muhajir bin Abu Umayah kepada raja Yaman, al-Harits bin Said Ramadhan al Buthi, Fiqh Sirah ma‟a Mu‟jaz litarikh ar rosyidah, Dar al Fikr, Damaskus, 2009. 445 Taqiyudin an Nabhani, Daulah Islam, 72-73 Ibnu Ishak, Syarah dan tahqiq Ibnu Hisyam Sirah Nabawi, Jakarta, Akbar Media. 725 M a s t o r i , d k k D a k w a h d a n K e k u a s a a n … … 205 Abdu Khalal dan sebagainya. Seluruh surat dakwah yang disampaikan Nabi mendapatkan tanggapan yang beragam dari para raja dan penguasa yang semuanya menunjukkan bahwa kepala negara dalam Islam memiliki kewajiban untuk mengajak manusia kepada Islam sebagai implementasi keyakinannya bahwa Islam adalah agama yang paling benar dan agama satu-satunya yang dapat menyelamatkan manusia dari kesengsaraan hidup di dunia dan akhirat. Dari keempat aktifitas dakwah Rasulullah di atas, dakwah Rasulullah menuai sukses besar sehingga dengan kesuksesan itu mampu mengubah wajah peradaban Arab jahiliah kepada wajar peradaban Islam yang diliputi kegemilangan. Hukum dan sistem jahiliah berhasil dirubah sama sekali menjadi hukum dan sistem Islam yang kemudian berhasil mengangkat derajat bangsa Arab dan umat Islam secara umum kepada abad kegemilangan. Dengan kekuatan dan keagungannya, Islam berhasil menjadi agama yang banyak diterima oleh umat manusia di dunia. Penutup Berdasarkan kajian terhadap dakwah Nabi Muhammad di Madinah, dapat disimpulkan bahwa Pertama, secara sosiologis historis, kesuksesan dakwah Nabi Muhammad di Madinah bermula dari adanya dukungan secara politik dari tokoh-tokoh di Madinah. Mereka memberikan bai‟at berupa komitmen untuk beriman kepada Allah, meninggalkan keharaman dan pada akhirnya memberikan jaminan keamanan dan dukungan terhadap Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini mendorong Nabi Muhammad, atas petunjuk wahyu, untuk hijrah dan membangun kekuatan di Madinah dengan melakukan pembinaan, pelayanan dan penerapan Islam secara menyeluruh terhadap setiap ayat yang turun. Kedua, beberapa langkah strategis yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika meletakkan fondasi sekaligus membangun masyaakat di Madinah yaitu 1 membangun Masjid sebagi pusat kegiatan keumatan baik bidang ekonomi, hukum, politik bahkan jihad atau militer. 2 mempersaudarakan kaum muhajirin dan ansor dalam satu ikatan yaitu ikatan Islam. 3 membuat perjanjian damai dengan orang-orang non muslim yang tidak memerangi Islam. 4 menerapkan hukum Islam sebagai konstitusi untuk mengatur masyarakat Islam yang baru. 5 meluaskan dakwah dan jihad ke berbagai wilayah diluar jazirah Arab. Keempat, dalam masyarakat Islam, perbedaan agama tidak menjadi sandungan untuk merajut persatuan dan persaudaraan. Di bawah sistem pemerintahan Islam, masyarakat dapat hidup damai dan rukun sekalipun berbeda agama dan keyakinan. Sebab Islam menganut prinsip „bagiku agama-ku dan bagi-mu agama-mu‟. Kelima, keberhasilan Nabi Muhammad dalam mengelola pemerintahan berdasarkan Islam seyogianya dapat dijadikan teladan oleh pemimpin muslim terutama dalam menghadirkan Islam yang rahmatan lil „alamin. Ibid, 732 206 J u r n a l D a k w a h d a n K o m u n i k a s i , V o l . 6 N o . 2 , 2 0 2 1 Jurnal Dakwah dan Komunikasi IAIN Curup-BengkuluE-ISSN 2548-3366; P-ISSN 2548-3293 Keenam, penelitian ini menekankan pada aspek historis terkait relasi dakwah dan kekuasaan khususnya yang dipraktikan oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, agar penelitian ini makin dirasakan manfaatnya bagi kehidupan sosial dan bernegara saat ini maka perlu adanya riset-riset lanjutan tentang implementasi kekuasaan power bagi perkembangan dakwah baik dalam ranah negara, organisasi Islam maupun institusi-institusi lainnya. Daftar Pustaka Adnan, Muhammad, Wajah Islam Periode Mekah-Madinah dan Khulafaur rasyidin, Cendekia, Jurnal Studi Keislaman, Vol. 5, No. 1, Juni 2019 Agama, Departemen, Al Quran dan Tarjamahnya, Bandung, CV Diponegoro, 2006 Ahmad, Zaenal Abidin, Konsep Politik dan Ideologi Islam, Jakarta, Bulan Bintang, 1977 Al Asqalani, Ibn Hajar, Bulughul Maram, Darul Bayan, Cet 1, 2006. HR Al Bukhari, hadits No. 2695 dan 269 Al Buthi, Said Ramadhan, Dr. Fiqh Sirah ma‟a Mu‟jaz litarikh ar rosyidah, Dar al Fikr, Damaskus, 2009 Al Ghazali, Abu Hamid, Etika Berkuasa, Nasihat-Nasihat Imam Ghazali, Bandung, Pustaka Hidayah, 1988 Al-Bayununy, Muhammad Al-Fatah, Al Makhad ila „ilmi Ad Dakwah, Beirut, Muassasat Ar Risalah, 1991 Al-Jurjzani, Abubakar Jabir , Minhaj al Muslim Kitab akhlak Wa Ibadah Wa Muamalah, Arab Saudi, Madinah al Munawarah, 1976 Al-Usairy, Ahmad, Sejarah Islam, Sejak Zaman Nabi Adam hingga abad XX, Jakarta, Akbar Media, 2013 An Nabhani, Taqiyudin, Daulah Islam, Bogor, Pustaka Thoriqul Izzah, 2002 Arif, Mohammad, Dinamika Islamisasi Makkah & Madinah, Asketik Vol. 2 No. 1, Juli 2018 Az Zuhaili, Wahbah, Konsep Darurat dalam Hukum Islam Nazhariah ad Darurah as syariah, Jakarta, Gaya Media Pratama, 1997 Badri, Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiah 2, Jakarta, PT Raja Grafindo, 2015 Darsono dan Ibrahim, Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam 1 , Solo Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009 Ghazali, Imam, Mukasyafatul Qulb, Surabaya Penerbit Amelia, 2008 M a s t o r i , d k k D a k w a h d a n K e k u a s a a n … … 207 Haq, Hamka, Syariat Islam, Wacana dan Penerapannya, Ujung Pandang, Yayasan al Ahkam, 2001 Hart, Michael, Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah, Jakarta, Pustaka Jaya, 1986 Hidayat, Imam, Teori-Teori Politik, Malang, Setara press, 2009 Hitti, Pilip. K, Histori of Arabs, London, Macmillan Education LTD Ishak, Ibnu, Syarah dan Tahqiq Ibnu Hisyam Sirah Nabawi, Jakarta, Akbar Media Ishak, Muhammad Said, Islam Keadilan Membebaskan Manusia, Malaysia, Darul Ta‟zim, 2002 Ismail, A. Ilyas, Paradigma Dakwah Sayid Quthb, Jakarta, Penamadani, 2006 Jaib, Saidi, Dirosat fi Manhaj al Islami as Siyasi, Beirut, Muassisah Ar Risalah, 1985 Kafi, Jamaludin, Islam Agama dan Negara, Surabaya, Bina Ilmu, 1983 Kanta Prawira, Rusadi, Sistem Politik Indonesia, Suatu Pengantar, Bandung, Sinar Baru 1983 Ma`arif, A. Syafi`i, Islam dan Politik di Indonesia pada Masa Demokrasi Terpimpin 1959-1965, Yogyakarta, IAIN Sunan Kalijaga Press, 1988 Mahmud, Ahmad, Dakwah Islam, Bogor, Pustaka Toriqul Izzah, 2009 Maran, Rafael Raga, Pengantar Sosiologi Politik , Jakarta Rieneka Cipta, 2001 Muhtadi, Asep Saeful, Dr. Era baru Politik Muhammadyah, Penerbit Humaniora, Bandung, 2005 Murdan, Hukum Islam dalam Kerangka Sistem Hukum Masyarakat Modern, Pelita, Vol 1, No. 1, April 2016 Musa, M. Yusuf, Nidzamul Hukmi Fil Islam, Cairo, 1963 Nasution, Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta UI Press, 1979 Nata, Abuddin, Ed., Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik dan Pertengahan JakartaPT RajaGrafi ndo Persada, 2010 Natsir, M., Fiqhud Dakwah, Jakarta Dewan Dakwah Islamiah Indonesia, 1977 Noer, Deliar, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta LP3ES, Cet. Ke8, 1996 Pulungan, Suyuti, Fikih Siyasah, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1999 208 J u r n a l D a k w a h d a n K o m u n i k a s i , V o l . 6 N o . 2 , 2 0 2 1 Jurnal Dakwah dan Komunikasi IAIN Curup-BengkuluE-ISSN 2548-3366; P-ISSN 2548-3293 Salim, Abdul Mu‟in, Fiqh Siyasah Konsepsi Kekuasaan Politik dalam AlQur‟an, Jakarta PT. RajaGrafindo, 2002 Sarwat, Ahmad, Lc, MA, Madinah era KeNabian, Jakarta; Rumah Fiqh Publishing, 2018 Soekanto, Soerjono , Sosiologi Suatu Pengantar, RadjaGrafindo Persada, Jakarta, 2002 Sofyan Ahmad, A. & M. Roychan , Madjid, Gagasan Cak Nur, Titian Ilahi Press, Yogyakarta, 2003 Sukardja, Ahmad, Piagam Madinah dan UUD 1945, Kajian Perbandingan Tentang Hidup Bersama dalam Masyarakat yang Majemuk, Jakarta UI press, 1995 Sukarto, Toto, dkk, Revitalisasi Pendidikan Islam, Yogyakarta, Tiara Wacana, 2006 Syalabi, A. Sejarah dan Kebudayaan Islam I, Jakarta Pustaka al-Husna, 2003 Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya al-Ikhlas, 1983 Thaba, Abd Aziz, Islam dan Negara dalam Politik Orde Baru, Jakarta, GIP, 1996 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, Jakarta Balai Pustaka, 2005 Ya‟cub, Ali Mustafa Sejarah Dan Metode Dakwah Nabi, Jakarta, Pustaka Firdaus, 2000 Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam II, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2015 Zahra, Muhammad Abu, Al-Dakwah ila Islam. Dar al-Fiqri al-Arabi, Zalum, Abd Qadim, Pemikiran Politik Islam, Bangil, Al Izzah, 2001 Zubaidi, Sujiat, Kritik Epistimologi dan Model Pembacaan Kontemporer, Yogyakarta, Lesfi, 2013 Rafiqi IhsanIskandar RitongaThe era of the Prophet Muhammad did not recognize the science of management and leadership, but he applied the science very well and perfectly. This study aims to explain and analyze the leadership of the Prophet as a modern leadership role model. Researchers use qualitative methods with the type of library research. The data used in this study used secondary data derived from books, Scopus-indexed journals Q1-Q4, Sinta-indexed S1-S4, and website articles that are relevant to the research topic. The data analysis technique uses content analysis. Researchers analyzed in depth the content of the sources obtained. The results of this study explain that the life of the Prophet Muhammad is inseparable from his function as a pioneer, aligner, empowerment, and role model. The relevance of the Prophet's leadership as a modern leadership role model is related to the leader's method of overcoming problems in modern times based on Islamic leadership principles for the realization of the maslahah of the Hildan AziziStudi ini bertujuan untuk mengetahui kesantunan berbahasa para nabi ketika berdakwah struktural melalui debat politik terhadap penguasa pada zamannya. Dakwah harus dilakukan dengan baik, termasuk jika menggunakan metode debat, maka harus berbantah dengan santun. Bahkan ketika debat terhadap penguasa penentang kebenaran yang berimplikasi secara politik, seperti yang dicontohkan para nabi ketika berdebat dengan penguasa pada zamannya. Studi ini berdasarkan pada teori pragmatik dan konsep kesantunan komunikasi Islam, menggunakan pendekatan kualitatif dengan menganalisis debat para nabi terhadap penguasa sebagaimana tertulis dalam Al-Qur’an. Studi ini menyimpulkan bahwa sekalipun para nabi berada pada posisi benar namun tetap menerapkan prinsip kesantunan berbahasa ketika berdebat kepada pihak pemilik kekuasaan politik yang menentang kebenaran. Prinsip kesantunan paling utama yang diterapkan adalah qawlan sadida atau be clear terhadap kebenaran. Juga terdapat penerapan prinsip qawlan ma'rūfa, qawlan tsaqīla, qawlan maysūra atau be polite berdasarkan pertimbangan cost-benefit, indirectness, optionality; sehingga menekankan pada kesadaran daripada MawastiArtikel ini bertujuan mengeksplorasi strategi nabi Muhammad dalam membangun komitmen organisasi pada anggota, khususnya, pada kaum Anshar. Hal ini berguna bagi organisasi dakwah dalam membangun komitmen anggotanya. Kaum Anshar adalah pengikut nabi di Madinah, yang dikenal memiliki komitmen tinggi dalam Islam. Nabi Muhammad memiliki serangkaian upaya dalam membangun komitmen kaum Anshar sehingga bisa memiliki komitmen yang tinggi untuk mengikatkan diri pada jama’ah atau persaudaraan Islam. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori membangun komitmen organisasi karya Dessler serta karya McShane dan Von Glinow. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Hasil studi ini menunjukan bahwa strategi utama nabi dalam membangun komitmen organisasi adalah dengan menginternalisasi visi organisasi. Sedangkan pada lapisan berikutnya strategi yang dilaksanakan meliputi kepemimpinan keteladanan, komunikasi 2 arah, budaya persaudaraan, keterlibatan anggota serta memberikan keadilan dan jaminan keamanan pada anggota organisasi. Strategi ini memungkinkan diadopsi bagi organisasi dakwah dalam membangun komitmen organisasi pada IshakSyarah Dan Tahqiq Ibnu Hisyam Sirah NabawiAkbar Media JakartaMuhammad IshakSaidIshak, Ibnu, Syarah dan Tahqiq Ibnu Hisyam Sirah Nabawi, Jakarta, Akbar Media Ishak, Muhammad Said, Islam Keadilan Membebaskan Manusia, Malaysia, Darul Ta"zim, 2002A IsmailIlyasIsmail, A. Ilyas, Paradigma Dakwah Sayid Quthb, Jakarta, Penamadani, 2006Dirosat fi Manhaj al Islami as SiyasiSaidi JaibJaib, Saidi, Dirosat fi Manhaj al Islami as Siyasi, Beirut, Muassisah Ar Risalah, 1985Rafael MaranRagaMaran, Rafael Raga, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta Rieneka Cipta, 2001MurdanMurdan, Hukum Islam dalam Kerangka Sistem Hukum Masyarakat Modern, Pelita, Vol 1, No. 1, April 2016M MusaYusufMusa, M. Yusuf, Nidzamul Hukmi Fil Islam, Cairo, 1963Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik dan Pertengahan JakartaPT RajaGrafi ndo PersadaAbuddin NataNata, Abuddin, Ed., Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik dan Pertengahan JakartaPT RajaGrafi ndo Persada, 2010Gerakan Modern Islam di IndonesiaDeliar NoerNoer, Deliar, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta LP3ES, Cet. Ke8, 1996Islam dan Negara dalam Politik Orde BaruAbd ThabaAzizThaba, Abd Aziz, Islam dan Negara dalam Politik Orde Baru, Jakarta, GIP, 1996
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MADINAH DAN PEMBANGUNAN PEREKONOMIANNYAMadinah sebelum datangnya Islam dikenal dengan nama Yatrib, merupakan salah satukota utama kedua di daerah Hijaz., dikenal sebagai salah satu pusat pertanian dikarenakantanahnya terhitung subur untuk ukuran jazirah Jarak antara Yatrib Madinah denganMakkah 425 Yatrib merupakan keturunan Nabi Nuh, generasi keenam dan memimpinsebuah kabilah bernama A’bil. Penduduk Yatrib berasal dari bangsa Amaliq, bangsa Yahudi yangdatang tahun 589 SM dan 3 kabilah Yahudi Bani Quraidzah, Qainuqa, Nadzhir datang pada132 M, Suku Aus dan Khadraj dari Yaman akibat runtuhnya bendungan Ma’arib. Kaum yahudisangat ahli dalam bidang perkebunan sedangkan suku Aus dan Khadraj sangat ulet dalambekerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat berikut ini Gambar 1Komposisi Masyarakat YatribKondisi Madinah Sebelum IslamKondisi Madinah sebelum Islam bisa digambarkan sebagai berikut Adapun keterangan rincinya sebagai berikut 1. Kepercayaan Masyarakat YatribAda 3 agama yang dianut oleh masyarakat Yatrib yaitu Yahudi, Nasrani dan Yahudi merupakan agama mayoritasnya yang dipeluk oleh 3 kabilahbesarnya. Sampai datangnya Islam, ketiga kabilah inipun tidak memeluk kelompok minoritas adalah agama Nasrani yang dipeluk oleh Bani lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut ini Berdasarkan pada komposisi di atas, terlihat bahwa mayoritas masyakat Yatrib memelukagama Yahudi yang asalnya dari Suriah, Palestina dan Irak. 1 Hijaz mempunya 3 kota utama, yaitu Thaif, Makkah dan Yatrib. 2 Syai Antonio, Peradaban Islam, Madinah, jilid 2, hlm. Namun dalam Philip, History of Aranb dikatakan jarak Madinah-Makah 510 keturunan keenam Nabi Nuh, pemimpin kabilah AbilBangsa AmaliqBangsa Yahudi Qainuqa, Nadhir, Quraidhah- ahli berkebunYaman Suku Aus dan Khazraj-pekerja uletAgam aPag an Bangsa Arab-Yaman Aus da n K hazrajYahu di Bani Na dhir, Q ainuqa, Quraidha hNa sra ni Bani Na jranSosialBa ngsa Yahudi 3 klan besar dan 20 klan kecilBa ngsa Arab S uku Aus dan Kha zrajPolitikYahu di da n ArabArab antara Suku Aus dan Kha zrajEkon om iPertania n/Perkebu nan Kurma da n AnggurBa ni Nadhir dan Quraidha h sebagai tenag a ahlinyaYahudiBani QoinuqaBani NadhirBani QuraidzahBani GhatafanNasraniBani NajranPaganSebagian kecil masyarakat Yatrib Suku Aus dan Khazraj 2. Sosial Masyarakat YatribKondisi sosial Yatrib tidak jauh berbeda dengan Makkah, dimana suku yang ada di dalamnyasering berselisih pendapat. Jika Makkah didominasi oleh Quraisy, maka Suku Aus danKhzraj serta Yahudi mendominasi Yatrib. Penduduk Yatrib dihuni oleh 2 golongan besar, yaituYahudi dan Arab yang terdiri dari suku Aus dan Suku Aus dan KhazrajAus dan Khazraj merupakan kakak adik yang verasal dari Arab selatan Yaman danmerupakan keturunan dari Qahtan. Kedua suku ini berasal dari suku azd, suku besar diYaman. Keduanya memiliki wilayah kekuasaan sendiri di Yatrib. Keduanya terlibat perangsaudara slama 120 tahun. Adapun wilayah keduanya sebagai berikut Aspek Aus KhazrajWilayah Dataran Tinggi sebelah timurdan SelatanDataran rendah utara YatribMendiami wilayah pertaniankayaMendiami wilayah yang kurangsuburTetangga Bertetangga dengan kanila-kabilah YahudiBertetangga dengan kabilahterbesar Yahudi bani QainuqaSumber Buku SKI MTS kemenag K 13c. BangsaYahudiBangsa Yahudi merupakan komunitas pertama yang mentap di Yatrib sejak abad pertamaMasehi. Mereka datang dari palestina yang tujuan utamanya menghindarkan diri daripenaklukan Romawi. Ada 3 suku besar Yahudi, yaitu Qainuqa, Nadhir dan Quraidzah. Disamping itu ada 20 klan kecil Yahudi seperti Bani Ikrimah, Mahmar, Za’ura, asySyaziyah, Jusyam, Bahdal, Auf, Qishihs dan Sa’ Ketiganya tidak pernah akurseperti tersirat dalam QS. Al Baqarah 2 84-85. Adapun karakter Yahudi adalah iridengki, pembunuh, bakhil-pelit, pendusta, pengkhianat, povokator, pengecut. 4Untukmemahami lebih jelas tentang ketiganya dapat dilihat pada tabel berikut ini Klan besar bansa yahudi Klan kecilbangsa yahudiNadzir Quraidzah QainuqaAliyah, lembaha Bahtanyang jaraknya 2-3 mil dariYatrib Madinah. DaerahAliyah banyak ditumbuhipohon kurmaMahzur beberapamil di selatanyatrib MadinahAda dalam kotaYatrib MadinahBani Ikrimah,Mahmar,Za’ura, asySyaziyah,Jusyam,Bahdal, Auf,Qishihs danSa’labahUntuk memahami sosial masyarakat Yatrib yang didominasi oleh bangsa Yahudi dan Arab,dapat dilihat perbedaan pada tabel berikut ini Aspek Yahudi ArabAsal Palestina Arab Selatan-YamanTujuan UtamaMigrasiMenghindarkan diri daripenaklukkan RomawiDisebabkan banjir akibtarobohnya bendungan MaaribKedatangannya Abad pertama MasehiGelombang besarnya Tahun132-135Sepanjang abad ke 4 MasehiNama sukunya 3 suku besar Nadhir,Quraidhza, Qoinuqa20 klan kecilAus dan Khzaraj3 Ensiklopedi tematis, jilid 1, hlm. 1184 Haryanto, Rasulullah Way of managing People Seni Mengelola SDM, Khalifa, Jakarta, 2008, hlm. 1322 Agama Samawi -Yahudi PaganKeahlian Ahli perkebunan-pertanian Pekerja ulet, Status Majikan Pekerja – buruh3. Kondisi Politik YatsribKondisi politik Yatrib tidak jauh berbeda dengan kondisi politik yang ada di Makkah,kondisiyang penuh ketegangan dan perselisihan. Perselisihan masyarakta Yatrib terjadi karenaadanya perselisihan bangsa yahudi dengan Arab Aus-Khazraj dan bangsa Arab itu sendiriyaitu antara suku Aus dan Khazraj. Perselisihan bangsa Yahudi dan Arab disebbakanpandangan rendah bangsa Arab yang menganur paganisme. Setiap gterjadi perselisihan antarakeduanya, bangsa yahudi selalu mengancam untuk mendatangkan Nabi untuk memimpinmereka dan membunuh oran-orang Arab. Namun ketika keduanya berdamai, kaum Yahudisering berbicara dengan orang Arab mengenai keesaan Tuhan dan tujuan akhir manusia. Adapun perselisihan internal bangsa Arab yang terdiri dari Aus dan Khazraj bukandisebabkan perebutan wilayah, namun lebih dikarenakan perebutan sumber-sumber air yangterdapat di luar wilayah kekuasaan Diriwayatkan perselisihan merekaberlangsung selama 120 tahun. Salah satu contoh adalah perang Bu’as yang terjadi tahun619, dimana Aus dan Khazra memeperembutkan sumber air yang bernama Bu’ ini dimenangkan oleh suku Aus. Kemenangan ini menimbulkan ketakutan dikedua belah pihak, dimana ketakutan Aus disebabkan jumlah sukj Aus lebih kecil daripadasuku untuk kejaminan keselamatan, kedua suku ini mendatangi Makkah yang tujuanutamanya adalah untuk meminta perlindungan dari suku Quraisy, namun kondisi inimerupakan awal pertemuan mereka dengan Nabi Muhammad SAW yang saat itu sangat getlmendakwahkan Islam pada penduduk luar Makkah. 4. Kondisi Ekonomi Masyarakat YatribYatrib terletak di jalur perdagangan antara Yaman di selatan dan Suriah di Utara. Yatribterhitung daerah subur dan dikenal sebagai pusat pertanian dikarenakan terletak di daerahoase, selain Thaif dan Daumatul Jandal. Di ketiga daerah inilah mentimun, jeruk, semangkadan sayur-mayur dapat tumbuh subur. Pesatnya pertanian Yatrib tidak terlepas dari campurtangan Bani Nadhir dan Quraidhah yang memang ahli perkebunan atau pertanian. Adapunkomoditi utamnya dalah kurma dan anggur. Baiah Aqabah Interaksi Awal Nabi Muhammad SAW dengan Masyarakat YatribInteraksi awal Nabi Muhammad SAW terjadi dengan bangsa Arab yang ada di Yatrib,yaitu suku Aus dan Khazraj. Mereka secara bergantian mendatangi Makah dengan tujuan utamameminta bantuan Quraisy terkait perselisihan di antara keduanya. Di saat yang sama, waktu ituNabi Muhammad SAW dengan gencarnya melakukan dakwah jahriyah yang salah satu sasarandakwahnya adalah masyarakat luar Makkah. Namun awalnya, Nabi Muhammad SAW tidakmendapatkan respon baik. Baru akhir 620 an, Nabi Muhammad SAW kembali bertemu dengan5 Ensiklopedi tematis, jilid , hlm. 1183Dakwah jahriyah, Musim Haji 6 orang Arab Yatribmasuk IslamBaiah Aqabah/ baiat Wanita 12 orang, 9 Khazraj dan 3 AusPengutusan Musaib bin Umair sebagi duta dakwah pertamaBaiah Aqabahh 2, 73 , 71 laki-laki dan 2 wanitaHijrah ke Madinah utusan Aus dan mereka menjanjikan untuk menyampaikan apa yang didakwakan NabiMuhammad SAW ke masyarakat yatrib, salah satunya kaum Khazraj. Pada dasarnya apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW sudah pernah merekadari kaum Yahudi ketika masa damai. Selain itu, ketika perselisihan, kamu Yahudi selalumengancam akan mendatangangkan Nabi untuk memimpin kaum yahudi untuk membunuhorang Arab. Inilah yang menyebabkan pada tahun berikutnya tepatnya tahun 620 ketika Nabiseperti biasanya berkawah kepada para peziarah Haji, Nabi didatangi 6 laki-laki dari sukuKhazraj ketika beliau ada di Aqabah,. Mereka mengatakan bahwa telah mendengar kabar tentangNabi Muhammad SAW dari kaum Yahudi. Di sisi lain, di saat itu, terjadi ketegangan antara kaumYahudi dan bangsa Arab, sehingga kaum Khazraj tidak mau didahalui oleh kaum Yahudi terkaitancaman yang selalu dikatakan Yahudi akan kedatangan seorang Nabi. Hal ini juga ditegaskanoleh Usairy, bahwa faktor masuk Islamnya masyarakat Yatrib, yaitu 6a. Orang-orang Arab Yatrib adalah orang-orang yang paling dekat dengan agamasamawi karena mereka banyak mendengar dan berdekatan dengan orang-orangYahudib. Orang-orang yahudi Madinah sering mengancam orang-orang Arab tentang semakindekatnya kemunculan Nabi dan bahwa mereka akan mengikutinya dan akanmengusir orang Arab. Oleh sebab itu orang Arab Yatrib menjadi orang yang palingawal mengikuti Nabic. Orang Arab akan menjadi kuat dengan masuk Islam Keenam laki-laki Arab Yatrib yang mendatangi Nabi Muhammad SAW adalah7 AbuUmamah bin Zurarah, Aud bin Hais bin Afra, Rafi’ bin Malik bin al Aljan, Quthbah bin Amr binhadidah, Uqbah bin Amr dan Jabir bin Abdullah bin Riab. Keenam orang inilah yang kemudianmenyebarkan kabar akan datangnya seorang Nabi yang sebelumnya sering mereka dengar dariKaum Yahudi. Maka pada tahun berikutnya, ada 12 orang yang menemui Nabi Muhammad SAWyang terdiri dari 10 dari suku Khazraj dan 2 dari suku Aus untuk kemudian mengadakan baiatyang kemudian dikenal dengan Baiat Aqabah 1 atau Baiat wanita karena tidak meliputi menguatkan baiat yang sudah dilakukan, maka diutuskah Mus’aib bin Umair. Sehinggapada tahun berikutnya 622, jamaah haji Arab Yatrib sejumlah 73 orang mendatangi Nabi danmenyampaikan pesan masyarakat Arab Yatrib, agar Nabi bersedia datang ke Yatrib dan Nabi punmenyanggupinya. Maka terjadilah Baiat Aqabah II untuk menguatkan apa yang telah perbedaan tegas antara 2 baiat tersebut sebagai berikut Aspek Baiah Aqabah 1 Baiah Aqabah 2Waktu Terjadi pada musim haji ke 12 darikenabian/621 MTerjadi pada musim haji tahun ke 13kenabian,/622 MJumlah 12 orang, 10 Khazraj dan 2 Aus 9Khazraj dan 3 Aus73 orang , 71 laki-laki,\ dan 2 wanitaKelamin Semuanya laki-laki Ada 2 perempuanIsinya 6 point, yaitua. Bersedia mengikuti NabiMuhammad SAWb. Menyatakan rela berkurbanharta dan jiwac. Ikut menyebarkan Islam yangdianutnyad. Tidak akan menyekutukanAllahe. Tidak akan membunuh,berzina, berdusta, mencurif. Tidak akan melakukankecurangan dan kedustaan4 point yaitu a. Siap dan bersedia melindungiNabi Muhammadb. Penduduk Yatrib berjuangmembela Islam dengan hartadan jwac. Memajukan agama Islam danmenyiarkannya ke sanaksaudarad. Siap menerima segala resikodan tantanganPola Dakwah Nabi Muhammad bagi Masyarakat Yatrib 6 Ahmad Usairy, hlm. 99-1007 Ensiklopedi tematis jlid 1, hlm, 1124 Memahami Hijrah sebagai Bagian dari Pola Dakwah Nabi MuhammadHijrah secara bahasa adalah meninggalkan, menjauhkan diri dan berpindah tempat. Artinyaada yang ditinggalkan dan ada yang dituju. Adapun dalil Al Quran terkait Hijrah adalah QS alBaqarah 2 218 dan QS Ali Imran 3 195. Berdasarkan kedua ayat ini, maka alasan hijrahadalah 8a. Menyelamatkan kemerdekaan dan kehormatan individub. Tercapainya kemungkinan-kemungkinan baru dan ditemukannya lingkungan yang bisamendukung perjuangan di luar wilayah sosial guna menentang kezaliman tersebutc. Menyebarluakan dan mengembangkan ajaran Islam di darah lain yang membutuhkand. Mempelajari ilmu pengetahuan secara ilmiah dan cara hidup mayarakaTerkait dengan dakwah Islam, maka makna hijrah ada 2, yaitu Terkait dengan peritiwa hijrah kaum muslimn dan Nabi Muhammad SAW dapat dipahamisebagai berikut Aspeknya Habasyah Thaif YatribWaktu 5 dan 6 kenabian 10 kenabian 13 kenabianPenguasa/suku yangberkuasaRaja Najasyi Bani Tsaqif dipimpinAbu Jalail danMas’udYahudi dan Arab YatribAus dan KhazrajJaraknya dariMakkah±712 km ± 80 km ± 400-500 kmAlasan memilihtempat hijrahnya Rajanya yang adil Dekat da nada sukuTasqif , suku Arabyang kuatDekat dan ikatanpersaudaraan8 Syai Antono jlid 5, hlm. 825Dakwah Nabi Muhammad SAW di YatribHijrahPengertiannya Makani dan MaknawiAlasannyaProsesnyaPembenahan Tatanan Masyarakat Perekonomian dan PerdaganganLangkahStrategiStrategi Nabi terhadap kaum QuraisyHijrahMakaniyahHabasyahThaif YatsribMaknawiyahI'tiqodiyah=keyakinanFikriyah=PemikiranSyuuriyah=perasaanSulukiyah = sikap Pelaku Kaum musliminyang dipimpin olehUtsman bin Affandan kelompokkedua Ja’far binAbu ThalibNabi Muhammaddan Zaid binHaritash Penduduk Makkahsecara bergelombangNabi Muhammad danAbubakar Ash ShidiqCara berhijrah Perjalanan darat dimalam hariddilanjutkan denganlautMengendarai unta Mengendarai unta danberkelompokTempat yangdisinggahi/untuktransit atauberistirahatPantai Syaibah Kebun AnggurUtbah dan SyaibahGua TsurRumah Ummu Ma’badQubaOrang yag terkaitdengan peristiwaHijrahRaja NajasyiAmr bin AshAmara bin WalidAbu JalailMasudAbu jahalZaid bin HaritsahUtbah dan SyaibahMutim bin AdiyAli bin Abi ThalibAbdullah bin AbubakarAsma binti AbubakarAmr bin FuhairahAbdullah bin AraiqitSuraqahTindakan KaumQuraisy MakkahMengutu 2 utusanuntuk menghasutRaja Najasy Amrbin Ash dan Amarahbin WalidMenghasut BaniTsaqif yangdilakukan Abu jahalhingga merekamengusir kedatanganNabi sertamelemparinyadengan batuMelakukan intimidasiMelakukanpengejaranMengadakansayembara 100 ekorunta bagi yangberhasilmenemukannyaBerdasarkan tabel di atas, maka dapatlah dipahami bahwa Nabi memutuskan hijrah ke Yatribdikarenakan a. Jaraknya yang dekat dengan Makkahb. Ada ikatan persaudaraan, dimaan istri kakeknya berasal dari Yatrib dan ayahnya pundimakamkan di yatribc. Budi pekerti masyarakat Yatrib lebih baik d. Adanya perintah dari AllahHijrah Nabi Ke Yatrib Sikap Kaum Quraisy dan Proses Hijrah Nabi Muhammad SAWProses hijrah kaum muslimin ke Yatrib dilakukan diam-diam untuk menghindarkan diri darikecurigaan kaum Quraisy, baik dengan berkendaraan unta dan banyak yang berjalan kaki. KaumQuraisy berupaya keras untuk menghalangi proses hijrah ke Yatrib dikarenakan adakekhawatiran semakin kuatnya posisi Islam di Yatrib. Untuk itu dilakukan upaya untukmenghalanginya, diantaranya, melakukan intimidasi, seperti ditangkap, dipenjarakan,menyandera istri dan anak, bahkan merampas semua hartanya. Terhitung ada sekitar 70 orangmuslimin yang melakukan hijrah ke Yatrib. Adapun Nabi Muhammad SAW, Abubakar dan Alimasih berada di Makkah sampai menunggu perintah hijrah. Perencanaan matang dilakukan NbaiMuhammad SAW selama 2 bulan. Di sisi lain, Kaum Quraisy melakukan kesepakatan di darunNadwah tempat petemuan kaum Quraisy untuk membunuh Nabi proses hijrah Nabi Muhammad ke Yatrib digambarkan sebagai berikut 6 Langkah Kongkrit Dakwah Nabi Muhamad di Yatrib1. Membangun Masjid yang dikenal dengan nama masjid Nabawi yang menjadi tonggakterbentuknya masyarakat islam sekaligus tiitik awal pembangunan kota2. Mempersaudarakan Anshar dan Muhajirin dengan tujuan, a menghilangkan perasaanasing di antara Muhajirin dan Anshar, b membangun rasa persaudaraan dalam ikataniman, c agar satu sama lain selalu tolong menolong, d melenyapkan fanatismekesukuan, e meruntuhkan semua perbedaan. Adapun contohnya sebagi berikut Anshar MuhajirinMuadz bin Jabal Ja’far bin Abi ThalibKharijah bin Zuhair AbubakarItban bin Malik Umar bin KhattabSaad bin Muadz Amir bin AbdullahSaad bin Rabi’ Abdurrahman bin AufSalamah bin Salamah Zubair bin AwwamAus bin Tsabit Utsman bin AffanKhalid bin Zaid Musaib bin UmairHudzaifah bin Yaman Ammar bin Yasir3. Merumuskan konstitusi Madinah yang dikenal dengan Piagam Madinag atau Mitsaq AlMadinah yang berfungsi sebagai undang-undang pliitik kemasyarakatan bagi semuagolongan yang ada di Madinah. Piagam ini bersifat terbuka dan bisa ditambahkanrumusan baru sesuai kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Dilakukan pada 622 Mantara kaum muslimin, yahudi dan kaum kafir lainnya yang berada di adalah memperkokoh posisi kaum muslimin dari potensi gangguan dalamnegeri sekaligus upaya perdamaian dengan kaum Yahudi. Adaoun garis besar PiagamMadinag sebagai berikut 9a. Wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW merupakan sumberutama undang-undang Negarab. Masyaakat yang terdiri dari pelbagai agama dan keturunandianggap sebaagi satu umatkomunitas yang mempunyai kewajiban dan dan tanggung jawab yang sama c. Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin agama dan Negarad. Semua pihak bersepakat untuk menjalin hubungan yang erat antar sesame tanpamengenal agama dan keturunane. Fungsi piagam adalah menegakkan keadilan dan memberantas kedzalimanf. Memberikan jaminan keselamatan terhadap semua golonganStrategi Membangun Perekonomian Masyarakat MadinahMasyarakat Madinah yang terdiri dari 3 golongan yaitu kaum muslimin Anshardan Muhajirin, Yahudi dan kaum Munafik suku Khazraj yang tidak mengakuikepemimpinan Nabi di ketuai oleh Abdullah bin Salul merupakan komunitas yang tidakmerata. Kaum muhajirin telah meninggalkan harta bendanya ketika melakukan tidak terjadi ketimpangan sosial, maka beberapa strategi yang dilakukan NabiMuhammad SAW adalah 9 Syai Antonio, jilid 5 hlm. 101-1027Pergi ke rumah Abu bakarMem inta Ali untu k be rbaring di ra njan gny aBerlindung d i Gu a Tsu r 5 km d ari MakkahAbdullah bin Abu Baka r in form anAma r bin Fuhair ah men yuplai susu dom ba dan men gha pus jejakAsm a bint ab u Baka r pe ngantar mak ananAbdullah bin Ariq at; penu njuka jalan dan pem baw a 2 untaSura qa pem buru sayembara, nam un g aga lTiba d i Qu ba 5 mil dari Yat rib 4/ 1 0 ha ri di Qub a dan mem ba ngun masjidTiba di YatribMengendari unta A; Q usw aBerh enti di tanah anak Yatim d an mem belinya seharga 10 d inarting gal d i rumah Abu Ayyub Al Anshari sela ma pem ban gunan mas jid N abawi 1. Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Ansahar berdasarkan iman bukan keturunan,sehingga kaum Anshar dapat membantu saudaranya untuk memenuhi kebutuhanhidupnya2. Menempatkan orang yang fakir miskin di masjid yang kemudian dikenal dengan ahlsuffah3. Bekerjasama dengan kaum Anshor untuk menciptakan lapangan pekerjaanStrategi Nabi di Madinah dalam menghadapi Ancaman Dakwah Dari Yahudi danQuraisyMeskipun telah dilakukan perjanjian dengan Piagam Madinah tidak berarti prosesdakwah Nabi Muhammad di Madinah berjalan mulus. Kelompok yang terlihat jelasmenentang dan perlu diwaspadai dalam dakwah islam adalah Yahudi dan Quraisy, keduakelompok yang tidak senang dengan perkembangan Islam di Madinah. Untuk itu Nabipun telah meminimalisirnya dengan cara 10Strategi kelima merupakan strategi yang terpaksa harus dilakukan oleh Rasulullah seiringturunnya QS Al Hajj 22 39. Terkait dengan hal ini, kaum muslimin lebih banyak berhadapandengan kaum Quraisy dan kaum Yahudi Madinah yang melakukan persekutuan untukmenganggu dakwah Islam. Adapun beberapa peristiwa yang terkait dengan dakwah Nabi diMadinah yang perlu diketahui adalah sebagai berikut 10 Syai Antonio jilid 4 hlm 1508Berperang demi Kelangsungan DakwahMengajak Para pemimpin Luar Madinah untuk Masuk islamMengadakan Perjanjian Damai dengan Kaum Quraisy HudaibiyahMempersaudarakan Muhajirin dan AnsharMendirikan MasjidPerang BadarPerang UhudPerang KhandaqPerjanjian HudaibiyahFath MakkahHaji Wada' Madinah mempunyai kurang lebih 95 nama. Hal ini mengacu pada keistimewaan dankeagungan kota Madinah. Madinah berarti kota atau tempat vorang-orang berperadaban atauberkeadaban. Muhammad Jabir Al Anshari –sosiologis al Islam menyebutkan bahwa Madinahmerupakan potret transisi perilokau nomaden Al badawah ke modernitas al madinah.Beberapa nama-nama kota Madinah, yaitu Al Mu’minah, Al Mahbubah Al Muqaddasah, alBarah, Darul Abrar, Ardlullah, Al Muharramah, Al Mubarakah dan lainnya1111Ahmad Taqiyuddin et al, Antara Mekkah dan Madinah, Gelora Aksara Pratama, 2010, Jakarta H. 989 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
dakwah rasulullah saw di madinah erat kaitannya dengan peristiwa